Air Mata Polisi

Oleh: Ust. Alfian Tanjung (UAT).

Sewaktu penulis ditahan di Polda Jatim tahun 2017, sekitar dzuhur menjelang ashar, datanglah seorang Perwira Polri menemui penulis, lalu dia berkata :” Ustadz maafkan saya tidak bisa bantu apa-apa”. Beliau berkata dengan nada berat dan mata berkaca-kaca, wajahnya ditutup sapu tangan besar. Hanya sorot mata nanar yang terpancar dari wajah beliau. Setelah berbincang sekitar 5 menit beliau pamit :” jaga kesehatan ya Pak Ustadz,”
Penulis tidak kenal beliau.

Yang kedua saat mengumumkan perihal Syahidnya 6 Mujahid Muda dari FPI hal yang sama juga terjadi, silahkan antum simak ketika salah seorang perwira yang memberikan pernyataan tersebut terdengar suaranya tersekat berat, karena beliau paham apa yang sebenarnya terjadi.

Air mata polisi banyak yang tertumpah, jiwa korsa Bhayangkara mereka sesungguhnya masih sangat kuat dan lembut.

Ada apa sebenarnya?
Banyak varian dan banyak tangan yang terakumulasi pada pembasmian Misi Islam dan Eksistensi Islam di Indonesia. Mereka menerapkan cara Silih Tangan dan berlindung pada upaya penegakkan hukum suka-suka dan semau gue.

Lalu bgmn sikap kita?

Mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, lalu intensifkan hubungan dengan Quran dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam, baca biografi Rasulullah Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam, para sahabat dan Mujahid sepanjang sejarah.

Penutup
Air mata itu akan terus mengalir pak polisi karena anda jauh lebih banyak tahu ttg apa yang sebenarnya terjadi.

Sejarah akan membuktikan !

#UATbersamaUmat

Indonesia,
Selasa, 22 Desember 2020