Kotak Amal Dianggap Sumber Pendanaan Teroris, Pengamat: Polisi Terlalu Berlebihan

Polisi terlalu berlebihan menganggap kotak amal di berbagai minimarket, warung sebagai sumber pendanaan teroris.

“Kotak amal sebagai sumber pendanaan teroris itu berlebihan. Kalau saya melihat biasanya ada oknum-oknum tertentu yang memakai kotak amal untuk memperkaya diri sendiri,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Kamis (17/12/2020).

Menurut Muslim, masyarakat yang semakin cerdas akan menilai kasihan terhadap aparat kepolisian yang melakukan operasi kotak amal dianggap sumber pendanaan teroris. “Aparat polisi dibantu TNI melakukan operasi kotak amal di Lampung. Padahal bisa saja melakukan operasi tertutup untuk mencari sumber dana teroris,” papar Muslim.

Kata Muslim, aparat kepolisian harus memperbaiki komunikasi dengan masyarakat agar citranya menjadi lebih baik. “Cara komunikasi polisi akhir-akhir sangat buruk sehingga mendapat pandangan buruk dari masyarakat,” jelasnya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Mabes Polri Brigadir Jenderal Awi Setiyono mengungkapkan, dana kotak amal minimarket disebutkan telah disalahgunakan oleh sejumlah oknum untuk mendanai teroris Jamaah Islamiyah.

Penyalahgunaan fungsi dana kotak amal yang kami temukan terletak di minimarket yang ada di beberapa wilayah di Indonesia,” ungkap Awi Setiyono.

Adapun dana-dana tersebut digunakan oleh JI untuk operasi memberangkatkan para teroris ke Suriah dalam rangka pelatihan militer dan taktik teror.

Selain itu, dana dari kotak amal minimarket tersebut juga digunakan untuk membayar gaji rutin para pimpinan Markaziah JI dan membeli senjata, termasuk bahan peledak.

“Serta pembelian persenjataan dan bahan peledak yang akan digunakan untuk amaliyah atau jihad organisasi JI,” imbuh Brigadir Jenderal Awi Setiyono.