Kritik Puisi Anak SD ke Jokowi, Aktivis Malari 74: Pukulan Telak buat Penguasa

Puisi anak SD di Pelembang, Sumatera Selatan yang mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi) merupakan pukulan telak buat penguasa.

“Anak SD membuat puisi yang isinya mengkritik Presiden Jokowi. Itu pukulan telak buat Jokowi,” kata aktivis Malapetaka Limabelas Januari 74 (Malari 74) Salim Hutadjulu dalam pernyataan kepada suaranasional, Sabtu (5/12/2020).

Menurut Salim, puisi anak SD itu membuktikan kerusakan Rezim Jokowi sudah dirasakan anak-anak. “Anak-anak sudah merasakan menderita di bawah Rezim Jokowi,” paparnya.

Baca juga:  Keluarkan Lagu 'Ayo Ngopi', Mujahid 212: Jenderal Dudung tak Peduli Kasus Papua

Salim mengkhawatirkan buzzer Istana menyerang anak SD yang membuat puisi tersebut. “Buzzer Istana itu tugasnya menyerang siapa saja yang mengkririk Presiden Jokowi. Serangan buzzer Istana mempengaruhi psikologi anak-anak,” jelas Salim.

Puisi Wahyu Hendrawan, anak SD Negeri 204 Palembang yang mengkritisi kebijakan pemerintah terkait isu lingkungan dan tambang viral di media sosial Twitter.

Wahyu menulis puisi berjudul ‘Sepedah, Ikan, dan Batubara’. Dalam puisi tersebut, ia menulis tak bisa mendapat sepeda dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) karena tidak pernah menemui ikan-ikan tersebut akibat kerusakan lingkungan.

Baca juga:  Bobby Nasution Akui Istrinya akan Maju di Pilkada

“Aku tidak dapat sepeda dari Pak Jokowi, Karena tidak bisa menjawab nama-nama ikan. Dari kecil tak kujumpai tilapnya lagi. Padahal kata bapak di sungai Enim banyak ikan,” tulis Wahyu dalam bait pertama puisinya.