Pengamat: Parpol yang Punya Kerja Sama PKC Lakukan Operasi Intelijen Terhadap HRS

Partai politik yang melakukan kerja sama dengan Partai Komunis Cina (PKC) melakukan operasi intelijen terhadap Habib Rizieq Syihab (HRS).

“Operasi intelijen terhadap HRS dilakukan parpol yang mempunyai kerja sama dengan PKC,” kata pengamat kebijakan publik Amir Hamzah kepada suaranasional, Rabu (2/12/2020).

Menurut Amir, operasi intelijen terhadap HRS dilakukan di luar lembaga resmi intelijen negara. “Operasi ini dilakukan orang-orang di luar lembaga intelijen yang mempunyai keterkaitan dengan parpol penguasa yang kebetulan punya kerja sama dengan PKC,” ungkapnya.

Baca juga:  Aktivis Malari 74: Teruskan Reklamasi, Rezim Jokowi Injak-injak Hukum Demi Uang Cukong dan Taipan

Operasi intelijen terhadap HRS sekarang, kata Amir Hamzah kelanjutan dari sebelumnya seperti chat palsu dengan Firza Husain yang tidak ada tindak lanjutnya karena bukti hukumnya lemah.

Kata Amir Hamzah, operasi intelijen biasa dilakukan terhadap rezim terhadap seseorang yang dianggap berseberangan dengan penguasa. “Bisa melalui infiltasi, penggalangan dan pembinaan,” ungkapnya.

Kata Amir, operasi intelijen HRS hanya strategi untuk mengalihkan persoalan yang lebih besar seperti UU Omnibus Law, RUU HIP/BPIP yang secara sembunyi-sembunyi masuk prolegnas.
“Operasi intelijen terhadap HRS tidak lepas dari teori tokoh komunis Cina Mao Zedong ‘buatlah rakyat sibuk, sehingga tidak tahu kerusakan yang dibuat pemerintah’. Dan saat ini rakyat sibuk terhadap HRS, tidak RUU HIP/BPIP secara sembunyi masuk prolegnas, gas dijual murah ke Cina,” paparnya.

Baca juga:  Ikut Jalur Sutera Baru, RI Dijajah China

Amir Hamzah mengatakan, publik jangan terkecoh operasi intelijen terhadap HRS. “Bukan berarti tidak mengurangi keselamatan HRS tapi jangan tertipu ada target operasi intelijen lebih besar. Ada kepentingan PKC yang lebih besar terhadap Indonesia,” jelas Amir Hamzah.