Pengamat: Operasi PKC Melalui Partai di Indonesia Berhasil Adu Domba TNI-Umat Islam

Partai Komunis Cina (PKC) yang menjalin kerja sama partai di Indonesia melakukann operasi adu domba TNI dengan Umat Islam. Selama ini umat Islam yang bersuara keras ancaman komunis melalui RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang di dalamnya ada Ekasila dan Trisila sangat bertentangan ideologi Bangsa Indonesia.

“Adu Domba TNI-Umat Islam yang baru-baru ini terjadi merupakan keberhasilan operasi PKC yang telah menjalin kerja sama dengan partai di Indonesia,” kata pengamat kebijakan publik Amir Hamzahh kepada suaranasional, Sabtu (21/11/2020).

Kata Amir Hamzah, untuk merusak hubungan TNI-Umat Islam melalui antek-antek PKC di dalam negeri. “Publik sudah mengetahui antek-antek PKC di Indonesia yang merusak hubungan TNI dengan rakyat dan Umat Islam,” papar Amir Hamzah.

Selain itu, Amir Hamzah menyoroti Pangdam Jaya Mayjen Dudung Abdurachman yang memerintahkan untuk mencopot baliho Habib Rizieq Syihab (HRS) menimbulkan kejanggalan dalam UU No 34 Tahun 2002 tentang TNI.

Baca juga:  Mantan Sekretaris Kementerian BUMN Pertanyakan Aturan Asuransi China akan BPJS

“Dalam UU No 34 Tahun 2002 tentang TNI dinyatakan, ada kewajiban TNI melakukan perang, dan kewajiban TNI selain perang. Operasi selain perang yang dijalankan TNI harus perintah Presiden. Berdasarkan struktur TNI, atasan Pangdam ada Panglima, sangat tidak mungkin Presiden memerintahkan Pangdam mencopot baliho HRS yang dianggap bagian operasi selain perang. Perintah langsung presiden ke pangdam janggal,” jelasnya.

Kata Amir Hamzah, tindakan Pangdam Jaya yang memerintahkan mencopot baliho HRS bukan sebuah strategi yang tepat untuk mengalahkan Imam Besar FPI itu dan melemahkan pendukungnya. “Bisa jadi sebuah baliho mendapat dukungan satu kampung,” jelasnya.

Amir Hamzah mengatakan, Pangdam Jaya harus turun langsung menyelesaikan masalah FPI di Petamburan menunjukkan kesalahan dalam menyelesaikan masalah. “Padahal bisa cukup diselesaikan di tingkatan Koramil dengan dialog secara baik-baik,” ungkap Amir Hamzah.

Baca juga:  Tak Kuat Melihat Kondisi Putrinya yang Terbaring Lumpuh di Taiwan, Ibunda Shinta Menangis

Pangdam Jaya yang salah mengucapkan ayat Al Quran, kata Amir Hamzah, menambah ketiakpercayaan dari umat Islam. “Belum lagi kesalahan pernyataan Pangdam Jaya bahwa pemasangan baliho harus ada aturan pajak, padahal, dari aturan perpajakan, baliho partai dan ormas tidak dikenai pajak,” ungkap Amir Hamzah.

Menurut Amir Hamzah, pernyataan Pangdam Jaya yang akan membubarkan FPI menandakan tidak tahu tugas dan fungsi TNI. “Narasi pembubaran FPI tidak masuk dalam kewenangan militer atau Pangdam,” ungkapnya.