Pemprov DKI Jakarta Giatkan Budidaya Maggot, Pengurai Sampah Organik


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup saat ini tengah membudidayakan Maggot sebagai solusi sampah organik. Maggot dipandang sebagai solusi paling potensial karena tak ada pembuangan hasil.



Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, pihaknya tengah mengembangkan pengolahan sampah organik dapur dengan teknologi biokonversi Black Soldier Flies, Manggot.





“Melalui teknik ini, sampah organik, khususnya yang dari dapur bisa kita konversikan menjadi protein dalam bentuk pupa dari Black Soldier Flies. Pupa ini akan bisa kita gunakan selanjutnya untuk pakan ternak, unggas maupun ikan. Di samping, kita bisa memanfaatkan kemampuan dari Black Soldier Flies ini untuk menguraikan sampah dalam waktu yang relatif cepat. Itu bisa kita habiskan sampahnya dalam waktu 1 hari,” ungkap Andoro.



Maggot adalah larva serangga Black Soldier Flies atau BSF yang dapat mengubah material organik menjadi biomassa. Lalat ini berbeda dari jenis biasa, karena larva yang dihasilkan tidak menjadi medium penyakit. Membutuhkan waktu 40-44 hari agar BSF menjadi Maggot, hingga menjadi pupa.



Sejak berbentuk telur lalat, Maggot membutuhkan sampah organik untuk tumbuh selama 25 hari sampai siap dipanen. Maggot memiliki kemampuan mengurai sampah organik 1, 3, sampai 5 kali dari bobot tubuhnya selama 24 jam. 1 kilogram Maggot disebut dapat menghabiskan 2 sampai 5 kilogram sampah organik per hari.



Selain itu, Manggot yang sudah menjadi prepupa maupun bangkai lalat BSF masih bisa dipakai sebagai pakan ternak karena kaya protein. Kepompongnya juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sehingga tak menimbulkan sampah baru. Lewat budidaya Maggot, ada nilai ekonomis yang didapat, yakni Rp15 ribu sampai Rp30 ribu untuk 100 gram Maggot kering.



Karena berbagai alasan di atas, Dinas Lingkungan Hidup turut mendorong masyarakat melakukan budidaya. Salah satunya, di pesantren di Jakarta Timur. Lewat budidaya Manggot, reduksi sampah organik di pesantren mencapai 400 kg dalam satu hari. Para santri pun menggunakan Maggot sebagai pakan ternak ikan dan ayam.



“Mari warga Jakarta, kita akan bersama-sama mengurangi sampah organik di Jakarta ini dengan menggunakan Maggot Black Soldier Flies. Dengan demikian, sampah di Jakarta akan bisa berkurang sangat signifikan,” ujar Andoro.



Budidaya Maggot di Rumah



Mengurangi sampah organik bisa dimulai dari lingkungan terkecil, yakni keluarga. Cara budidaya Maggot di rumah pun terbilang tak sulit. Yang dibutuhkan adakah kandang lalat BSF, yang harus tertutup kawat atau kasa, dan tetap terkena sinar matahari. Lalat membutuhkan sinar matahari untuk kawin.



Kandang harus dijaga kelembapannya dengan menyemprotkan air secara berkala. Maggot sendiri bisa diundang dengan menyediakan makanan kesukaann, seperti mencampur bekatul, air, penyedap rasa, bioaktivator EM4, dan gula pasir.



Untuk tempat bertelur bagi lalat BSF betina, siapkan kardus, kayu, atau papan yang memiliki celan. Taruh telur di atas dedak yang sudah dibasahi. Telur akan menetas dalam 3-4 hari.



Terakhir, siapkan rak atau biopond untuk tempat tumbuh Maggot dan mereduksi sampah organik.



(rea/cnnindonesia)