Pengamat: Kunjungan Prabowo ke AS, Austria, Prancis & Turki Menunjukkan Indonesia Bukan Bangsa Pelanduk

Kunjungan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto ke Amerika Serikat (AS), Austria Prancis dan Turki merupakan perjalanan diplomasi yang cukup handal dan menunjukkan ke dunia internasional, Indonesia bukan bangsa pelanduk.

Demikian dikatakan pengamat kebijakan publik Amir Hamzah kepada suaranasional, Sabtu (25/10/2020). “Prabowo membawa Indonesia tidak masuk dalam konflik AS dan Cina di Laut Cina Selatan. Prabowo hanya membawa kepentingan nasional Indonesia,” ungkapnya.

Prabowo Subianto melanjutkan lawatannya ke luar negeri. Setelah bertemu Menhan AS Mark T Esper, Menhan Austria Klaudia Tanner, Menhan Prancis Florence Parly, Prabowo bertemu Menhan Turki Menhan Jenderal (Purn) Hulusi Akar di Kota Ankara pada Jumat (23/10/2020).

Kunjungan Prabowo ke AS, kata Amir Hamzah diikuti Dubes baru AS di Indonesia Sung Yong Kim dan rencana kedatangan Menlu AS Mike Pompeo.

Baca juga:  Ini Ngeles Jokowi tak Temui Perwakilan Ulama yang Demo

“Sebelum Pompeo datang ke Indonesia pasti komunitas intelijen Indonesia BIN maupun Bais memberikan masukan ke Menlu Retno Marsudi tentang apa yang menjadi bahan pembicaraan. Pompeo alumni akademi militer AS, mantan Direktur CIA, pengetahuan militer dan intelijen geopolitik sangat kuat,” ungkapnya.

Amir Hamzah menunjukkan kehebatan Menlu AS Mike Pompeo ketika bisa memberikan penjelasan kepada senat dan rakyat AS atas kunjungan Prabowo yang dianggap orang yang terlibat pelanggaran HAM. “Kemampuan intelijen yang dimiliki Pompeo bisa merespon HAM secara baik. Kunjungan Pompeo juga terkait intelijen strategis AS di Indonesia,” jelas Amir Hamzah.

Baca juga:  Jauhilah Penguasa Zalim & Ulama Penjilat

Selain itu, Amir Hamzah mengatakan, kunjungan Menlu AS ada perubahan pendekatan terhadap Indonesia terlebih lagi ada pengaruh Cina di Rezim Jokowi.

“Cina menggunakan prosperity memberikan kemudahan pinjaman ke Indonesia. Sedangkan AS menggunakan pendekatan security. Setelah kunjungan Menlu AS, ada lagi tim AS yaitu United States International Development Finance Corporation, ujung tombak AS dalam melakukan pendekatakan prosperity,” jelasnya.

Amir mengatakan, Indonesia harus menunjukkan negara berdaulat di tengah incaran Cina dan AS. “Dua negara ini menerebutkan indonesia. Indonesia harus menunjukkan bukan bangsa pelanduk dan harus berdaulat,” pungkas Amir Hamzah.