Menlu AS ke Indonesia & Dubes Baru AS, Pengamat: Sinyal Pergantian Kekuasaan

Duta Besar (Dubes) baru Amerika Serika (AS) untuk Indonesia Sung Yong Kim dan rencana kedatangan Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Mike Pompeo merupakan peristiwa yang mirip terjadi ketika pergantian Orde Lama ke Orde Baru.

“Dubes AS yang baru Sung Yong Kim dan rencana kunjungan Menlu Mike Pompeo hampir tidak terlalu jauh berbeda dengan peristiwa dari Orde Lama ke Orde Baru,” kata pengamat kebijakan publik Amir Hamzah kepada suaranasional, Jumat (23/10/2020).

Kata Amir Hamzah, Dubes AS untuk Indonesia Sung Yong Kim merupakan pakar dalam bidang mengatasi masalah komunis Cina dan terlatih dalam bidang konter intelijen.

“Sun Yong Kin memiliki wawasan yang sangat kuat mengenai komunis Cina sehingga kehadiran di Indonesia mendapat respon Rezim Jokowi agar mempertimbangkan kedekatan dengan negeri Tirai Bambu,” ungkap Amir Hamzah.

Dubes AS baru untuk Indonesia Sun Yong Kin dan rencana kehadiran Menlu Mike Pompeo, kata Amir Hamzah merupakan salah satu sukses pertemuan Menhan Prabowo dengan Menhan AS Mark T Esper di Pentagon.

“Sehingga Rezim Jokowi harus sadar hasil diplomasi pertahanan Prabowo ini cukup piawai memunculkan geopolitik baru yang mempengaruhi stabililtas politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan di Indonesia,” ungkapnya.

Kata Amir Hamzah, rencana kedatangan Menlu AS dan Dubes baru AS harus mendapat perhatian aparat kepolisian untuk tidak gegabah terhadap tokoh-tokoh Islam dan antikomunis. “AS mendapat masukan dari empat negara yaitu Australia, Selandia Baru, Jerman dan Inggris dalam melihat kondisi Indonesia termasuk Asia Tenggara,” ungkapnya.

Kehadiran Mike Pompeo dalam Forum Gerakan Pemuda Ansor, kata Amir Hamzah tentunya sudah mendapat masukan pakar di AS terkait sikap NU dan Ansor terhadap Rezim Jokowi. “AS mempunyai kalkulasi yang cukup kuat melihat hubungan Ansor dengan Rezim Jokowi yang punya kedekatan dengan Komunis Cina,” pungkasnya.