Hanya Bilang Jengkel, Istana Jadikan Kasus Minoritas untuk Mainan

Istana hanya menjadikan kasus minoritas untuk mainan dan tidak diselesaikan karena hanya menyatakan jengkel seperti yang diucapkan Staf Khusus Presiden Jokowi, Diaz Hendropriyono.

“Staf Khusus Presiden Jokowi, Diaz Hendropriyono hanya jengkel terhadap kasus minoritas. Ini menunjukkan kasus minoritas hanya dijadikan mainan saja,” kata pengamat politik Muhammmad Huda kepada suaranasional, Selasa (29/9/2020).

Menurut Huda, Diaz sebagai orang istana bisa menyelesaikan berbagai kasus minoritas di Indonesia. “Bisa meminta Jokowi untuk membuat kebijakan yang melindungi minoritas atau peraturan lainnya,” papar Huda.

Huda mengatakan, Presiden Jokowi terlihat tidak serius dalam menangani kasus minoritas di Indonesia. “Padahal saat kampanye, Jokowi mengungkapkan untuk menyelesaikan berbagai kasus minoritas,” jelasnya.

Staf Khusus Presiden, Diaz Hendropriyono, jengkela bahwa masih ada kelompok masyarakat yang melarang pemeluk agama tertentu menjalankan ibadahnya. Bahkan sampai tidak memperkenankan adanya simbol agama di lingkungan tersebut.

Kalo tahun lalu ada pembongkaran makam umat Kristen, sekarang muncul berita di media bhw ada larangan dari Pemerintah Desa Ngastemi (Mojokerto) kepada seorang warga utk membangun tempat ibadah Kristiani. Bahkan kalo mau membangun rumah tinggal, TIDAK diperbolehkan ada SALIB, karena “mencerminkan karakteristik tempat ibadah kristen,” tulis putra mantan Kepala BIN A.M Hendropriyono itu, Ahad (27/9/2020).

“Saya adalah orang ISLAM, tapi saya tidak alergi dengan umat KRISTEN, apalagi hanya sama salib!!”.