Sejarah, Masa Lalu-Kini-dan Mendatang

Oleh: Tardjono Abu Muas, Pemerhati Masalah Sosial

Akhir-akhir ini sempat terjadi polemik cukup hangat soal wacana penghapusan mata pelajaran (Mapel) sejarah di sekolah-sekolah yang patut diduga diwacanakan oleh kementerian pendidikan.

Wajarlah jika wacana penghapusan mapel sejarah ini akhirnya banyak menimbulkan penolakan dari sejumlah kalangan, karena mapel yang satu ini dinilai merupakan salah satu pelajaran yang dapat membantu membuka wawasan dan mengenalkan anak-anak didik tentang sejarah kehidupan bangsa kita masa lalu.

Santernya penolakan wacana penghapusan mapel sejarah ini tentu sangat beralasan, khususnya jika dikaitkan dengan nuansa berkembangnya faham neo-komunisme yang mulai terasakan. Sejarah kelam bangsa ini yang tersirat dan tersurat dalam sejarah tentu tidak semudah dihapus begitu saja. Anak-anak didik kita harus mengetahui sejarah tentang kebrutalan, kekejian dan kekejaman komunis yang tergabung dalam Partai Komunis Indonesia (PKI), yang telah beberapa kali melakukan pemberontakan di negeri ini.

Wacana penghapusan mapel sejarah ini patut diduga dilakukan oleh kader-kader neo-komunis yang telah berhasil masuk menyusup ke dalam beberapa lembaga, mereka wacanakan ini sebagai ajang “Test The Water”, adakah respon penolakan dari bangsa ini. Jika tak ada respon penolakan maka mereka akan melanjutkan aksinya, kalau pun sampai tidak bisa menghapus mapel sejarah secara total maka mereka pun akan menghapus narasi sejarah pemberontakan PKI yang terdapat dalam mapel yang satu ini. Inilah yang harus terus kita waspadai.

Jika kita berbicara soal sejarah, tentu kita tidak hanya bisa mengetahui atau berbicara kehidupan manusia masa lalu saja, melainkan sangat mungkin sejarah tersebut bisa berulang pada masa kini dan masa mendatang. Sebagai contoh, sosok pemimpin super dzalim yang diberi gelar nama Fir’aun beserta para penjilat-penjilatnya yang diabadikan dalam Al Qur’an lima belas abad yang lalu, bukan hanya terjadi pada belasan abad lalu saja, melainkan pada masa kini pun diakui atau tidak, telah muncul Fir’aun-Fir’aun kecil masa kini pada era milenial yang berlagak sok kuasa.

Bagi orang-orang yang beriman telah diingatkan oleh Allah SWT melalui firman-Nya: “Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman” (QS. Yusuf: 111).

Demikian pula dalam firman-Nya: “Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah ummat yang telah lalu, dan sesungguhnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (Al Qur’an)”(QS. Thaha:99).