Alangkah Bahagia Masuk Surga (1)

Taushiah: KH. Luthfi Bashori
Transkrip: Rizal Affandi

Terkait kehidupan surga dan bagaimana sesungguhnya surga yang diimpikan oleh setiap orang, karena sesungguhnya dulu orang tua kita, Nabi Adam AS sebagai Bapak Manusia itu diciptakan di surga.

Jadi kalau setelah kita hidup di dunia kemudian kita masuk surga itu berarti pulang kampung istilahnya, karena surga itu adalah ibarat kampung dimana diciptakan Nabi Adam.
Mungkin lebih mudah dikatakan kampung kelahiran Nabi Adam.

Walaupun proses penciptaannya langsung oleh Allah SWT dengan kekuasaan Allah, “Kun Fayakun”, tapi dalam istilah bahasa lebih mudah dikatakan kampung halaman, tempat `kelahiran`.

Maka kita akan pulang lagi ke kampung halaman kita yaitu surga. Itu kalau kita melewati jalur atau rute yang sudah dibuatkan oleh pihak yang berkewajiban, kalau di dalam agama yakni ole nabi kita Nabi Muhammad SAW.

Baca juga:  Yang Tersisa, Hanya Mengharap Syafa'at Nabi

Beliaulah yang bisa membuatkan rute agar kita ini tidak tersesat tatkala kita mau pulang kampung.

Maka kalau kita melewati rute yang telah ditentukan oleh Nabi Muhammad SAW, tentu Nabi Muhammad atas petunjuk Allah, Dzat yang memiliki surga, jadi Dia tahu persis.

Di situlah kita bisa kembali pulang kampung dengan selamat, yang dulu ayah kita sebagai Abul Basyar yaitu bapak orang sedunia yaitu Nabi Adam berada di sana, diciptakan di sana.

Mudah-mudahan kita nanti bisa kembali pulang kampung dengan selamat.

Tapi kalau tersesat sana, tersesat sini, karena tidak mengikuti jalur, tidak mengikuti jalan yang ditentukan, bisa-bisa masuk hutan sana terjerumus di jurang sini, tentunya tidak bisa sampai ke kampung halaman.

Baca juga:  Pakaian Kekafiran

Ibarat mau pulang tidak bisa kembali ke kampung halaman tetapi masuk ke hutan belantara, itulah ibarat orang masuk neraka, naudzubillah min dzalik.

Karena apa?
Karena tidak mengikuti rute yang telah ditentukan oleh Allah melewati para nabinya khususnya kita umat Islam adalah lewat rute dari Nabi Muhammad SAW.