Musuh-Musuh Aswaja yang Harus Diwaspadai

Kutipan Ceramah KH Luthfi Bashori dalam Pengajian Jamiyah ASWAJA.

Pada Malam 10 Muharram 1442, Pengajian keliling ASWAJA di Durensewu Pandaan mendapatkan tamu istimewa yaitu KH Luthfi Bashori sebagai penceramah. Dalam kesempatannya beliau menjelaskan tentang Musuh – Musuh Ahlusunnah Waljamaah yang Harus Diwaspadai.

Menurut beliau sekarang ada banyak permasalahan yang mengganggu Aswaja. “Aswaja ini adalah golongan yang fenomenal, oleh karena itu musuhnya juga banyak”. Aswaja atau Ahlusunnah waljamaah adalah kelompok terbesar dalam Islam. Dalam hadits disebutkan bahwa ada 73 golongan sesat dan yang benar adalah satu yaitu Ahlusunnah waljamaah.

Namun meskipun Ahlusunnah hanya bagian satu dari 70 golongan lebih, tetap jumlah pengikutnya adalah yang terbanyak diantara golongan lainnya.

Dari jumlah 73 yang disebutkan golongan apakah akan menjadi jumlah yang tepat? Ada beberapa pendapat. Golongan pertama mengatakan bahwa 73 itu adalah hitungan pas. Kemudian ada ulama kontemporer mengatakan bahwa 73 bukan berarti hitungan tekstual, namun mengatakan itu kiasan dari banyaknya golongan. Seperti ketika ada orang mengatakan bahwa kamu celakan 13, yang maknanya bukan berarti orang tersebut akan mendapatkan kesialan sebanyak jumlah yang disebutkan.

Menurut KH Luthfi Bashori, dari sekian golongan – golongan sesat tersebut, kemudian secara garis besar bisa disebut menjadi tiga kelompok utama yaitu liberal Syiah dan Wahabi. Minoritas ke 3 besar itu yang akan ada di hadapan kita sekarang ini.

Wahabi sumbernya dari Najed/Hijaz, pencetusnya Muhammad bin Abdul Wahab. Mereka mengaku ikut salaf dan menamai dirinya salafi meski sejatinya mereka ikut Muhammad bin Abdul Wahab. Mereka mengikuti ajaran Tajsim, yaitu menisbatkan bahwa Allah memiliki jasad. Maka ketika membacakan ayat Al Qur’an yang membahas dzat Allah maka mereka mengartikan bahwa Allah memang memiliki jasad layaknya seperti manusia atau makhluk lainnya. Jika Allah dikatakan berjisim, maka kursi Allah pasti lebih besar dari Allah. Padahal Allah adalah maha besar.

Baca juga:  Hukum Kredit Rumah dan Mobil

“Jika kaum Wahabi ditanya di mana Allah, maka mereka akan mengatakan Allah di langit. Sedangkan ahlusunah mengatakan bahwa pertanyaan itu bid’ah, karena Allah tidak bertempat” papar beliau. Kesesatan lain juga ketika mereka menafsirkan ketika ayat Allah turun ke langit pertama.

Kelompok liberal sebaliknya dalam menafsirkan ayat maka mereka hanya akan mengandalkan akal. Dahulu di barat hanya ada 1 Agama yaitu Agama Kristen. Namun ternyata para pemuka agama mereka ternyata kehidupannya tidak sesuai dengan ajaran – ajaran yang mereka bawa. Muncullah gerakan protes terhadap ajaran dan pemuka mereka, sehingga terpecah Kristen menjadi Katolik dan protestan.

Santri As Sayyid Muhammad Alwi Al Maliki Al Hasani ini kemudian menceritakan bahwa Kristen ortodok atau katolik adalah golongan yang mengikuti agama nenek moyang mereka. Sedangkan Golongan golongan lain yaitu protestan, kemudian terpecah lagi sebagian yang menjadi ateis atau biasa disebut komunis. Golongan – golongan yang terpecah ini memiliki dendam pribadi sehingga dulu di zaman pemerintahan presiden Soeharto, dunia terpecah menjadi golongan barat dan timur, dan sebagian memilih tidak berpihak dan menyebut dirinya non blok.

Keduanya menyebarkan pemahamannya supaya mendominasi. Pihak Amerika menyebarkan orientalisme dan liberalisme, sementara Rusia menyebarkan komunisme sampai ke Negara cina.

Barat menyebarkan gagasannya dengan jalan beasiswa. Salah satunya cendekiawan Indonesia yang mendapatkan bea siswa adalah Nur Cholis Majid yang kemudian berani mengatakan dan mempertanyakan apakah ada negara Islam? Tentu jawaban kita adalah ada, dimana Madina dulu adalah sebuah negara atau wilayah yang berdiri di atas perjanjian Piagam Madinah.

Baca juga:  Harta, Istri & Anak yang Menimbulkan Fitnah

Agama Yahudi lain lagi, mereka adalah agama eksklusif. Mereka tidak mencoba memasukkan orang lain menjadi Yahudi, namun mekeeka berusaha untuk menguasai dunia. Amerika dan Rusia pun akhirnya kalah dengan Yahudi. “Kita kadang melihat anak muda berpakaian model barat, meski tidak cocok namun mereka percaya diri karena terlanjur berkiblat kepada barat, yang barat sendiri berkiblat kepada zionis Yahudi” kata Kiyai.

Pemikiran dan tradisi Yahudi sudah banyak memasuki ummat Islam. Seperti tradisi niyahah kaum Yahudi. Perayaan tersebut diperingati dengan cara menangis secara berlebihan, meraung Raung merobek baju karena meratapi kematian seseorang. Yang hari ini dikenal dengan perayaan Karbala kaum Yahudi. Nabi Muhammad SAW dahulu juga pernah ditinggal oleh putranya sehingga beliau menangis. Bersedih boleh namun menyakiti badan atau menangis berlebihan tidaklah dibenarkan dalam Islam.

Orang Syiah menangisi sayyidina Husein, namun kenapa ketika sayyidina Hamzah wafat tidak diperlakukan sama padahal keduanya adalah ahlul Bayt. “Ketika sayyidina Ali wafat kenapa tidak ditangisi? Afdhal mana padahal Sayyidina Ali adalah lebih utama karena beliau termasuk khilafaurrashidin. Artinya orang Syiah tidak jujur, ada maksud lain dalam pandangan akidah Syi’ah. Ini cara berislam yang tidak jujur alias pilih kasih,” ungkap Kyai Luthfi.