Menjaring Pahala dengan Raga

Oleh: KH Luthfi Bashori

Raga atau badan atau tubuh atau jasmani atau jasad manusia itu dapat difungsikan oleh setiap orang semasa hidup di dunia, terutama sebagai wasilah atau perantara dalam mengumpulkan pundi-pundi pahala, yaitu dengan cara memperbanyak amal shaleh melalui gerakan dan aktifitas tubuhnya.

Contohnya, orang yang sehat jasmani, tidak akan mendapatkan pahala shalat, jika badannya tidak dipergunakan untuk berdiri bertakbiratul ihram, rukuk, sujud dan seluruh gerakan shalat yang lazim disebut sebagai rukun fi’li (rukun perbuatan secara fisik).

Karena itu, sangat penting bagi setiap orang untuk terus memperbanyak amal kebaikan yang melibatkan jasadnya, seperti membaca Alquran, menghafal hadits, hadir majelis ta’lim, membersihkan kotoran di tempat ibadah, menyalurkan sedekah dengan tangannya, berinfaq dengan hartanya, mewaqafkan tanah dan menyerahkannya untuk tempat ibadah, dan masih banyak sekali jenis ibadah badaniyah lainnya.

Baca juga:  Allah Kisahkan Raja Namrud yang Sombong dan Merasa Berkuasa Dikalahkan Nyamuk

Imam Al-Ghazali berkata, “Badan manusia itu ibarat jaring untuk dirinya. Seseorang itu dapat menghasilkan amal-amal shaleh dengan badannya. Apabila orang tersebut mendapatkan kebaikan kemudian mati, maka itu sudah cukup baginya dan tidak memerlukan jaring sesudahnya, yaitu badan yang ditinggalkannya saat mati. Tidak diragukan lagi bahwa saat orang itu mati, maka terputuslah nafsunya dari kehidupan dunia, dan jiwanya lebih menyukai amal shaleh, karena menjadi bekalnya di dalam kubur. Apabila amal itu menyertainya, ia merasa cukup dengannya. Tapi, jika amal shalehnya tidak menyertai dirinya, maka orang itu akan minta hidup kembali ke dunia agar dapat (menambah) dan menjadikan amal shalehnya sebagai bekal di alam kubur. Sayangnya hal itu terjadi setelah jaringnya diambil. Maka dikatakan: Mustahil, waktunya sudah lewat. Maka ia tetap menyesal atas kelalaiannya.”

Baca juga:  Penyesalan di Akhirat

Sayangilah tubuh ini, peliharalah sebaik mungkin, dan perbanyaklah mempergunakannya untuk amal kebaikan, demi mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya, agar kelak tidak menyesal saat tubuh telah merengang nyawa.