Berbuat Baik setelah Maksiat

Oleh: KH Luthfi Bashori

Hidup di era digital seperti saat ini, maka sangat sulit menghindari perbuatan dosa yang berkembang di tengah masyarakat. Bahkan tak jarang ada orang yang dari rumah berniat untuk ibadah di masjid, namun saat dalam perjalanan ternyata ia terpaksa tidak dapat menghindar dari maksiat mata, karena di jalan yang ia lalui ada lawan jenis yang tidak menutup aurat dan lewat di depan matanya.

Agar dapat meminimalisir tumpukan dosa, maka Rasulullah SAW memberi tips bagi umat Islam sebagai berikut:

“Bertakwalah dimana pun engkau berada, dan ikutilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik, niscaya ia (pahala kebaikan itu) akan menghapus (dosa)-nya (keburukan), dan perbaikilah (bergaullah dengan) manusia dengan akhlak yang baik.“ (HR. Ahmad dan Tirmizi dari Abu Dzar).

Betapa agung sifat Allah yang maha Penyayang dan Pengampun kepada hamba-Nya, terutama bagi mereka yang menginginkan kebahagian kelak di akhirat. Maka Allah memberi solusi bagi siapa saja yang terjerumus dalam kemaksiatan, terutama yang sulit untuk menghindar dari maksiat, maka jalan keluarnya adalah harus memperbanyak berbuat kebajikan, agar pahala kebajikannya itu dapat menghapus dosa maksiatnya.

Kebaikan dan kejahatan yang dilakukan oleh seseorang itu sangat berpengaruh pada kepribadiannya. Karena itu semakin banyak seseorang melakukan kebaikan, maka akan baik pula kejiwaannya, dan sebaliknya semakin banyak seseorang berbuat maksiat, maka semakin buruk pula kejiwaannya.

Sayyidina Abdullah Ibnu Abbas RA berkata, “Sesungguhnya kebaikan itu menimbulkan sinar di wajah, cahaya di dalam hati, kekuatan di badan, kelapangan dalam rezeki dan cinta di dalam hati para manusia. Sedangkan dosa itu menimbulkan noda hitam di wajah, kegelapan di dalam hati, kelemahan di badan, kekurangan dalam rezeki dan kebencian terhadap manusia.”