Pengamat: Tak Ada Demokratisasi di Tubuh Gerindra

Prabowo Subianto yang terpilih lagi menjadi Ketua Umum Partai Gerindra melalui Kongres Luar Biasa (KLB) menunjukkan tidak ada demokratisasi di tubuh partai berlambang kepala garuda itu.

“Prabowo menjadi ketua umum lagi menandakan tidak ada demokratisasi di Partai Gerindra,” kata pengamat sosial dan politik Muhammad Yunus Hanis kepada suaranasional, Ahad (9/8/2020).

Menurut Yunus, Gerindra menjadi partai tradisional karena tidak bisa melakukan regenerasi secara baik. “Gerindra tergantung kepada Prabowo Subianto dalam menjalankan aktivitasnya,” ungkapnya.

Baca juga:  SBK: Rezim Jokowi Makin Amburadul

Kata Yunus, terpilihnya Prabowo Subianto menjadi Ketua Umum Partai Gerindra ada sinyal mantan Danjen Kopassus itu mau menjadi Capres 2024. “Prabowo masih mempunyai ambisi menjadi capres 2024,” jelas Yunus.

Selain itu, ia mengatakan, Prabowo sangat sulit menang di Pilpres 2024 karena masyarakat sudah menilai kinerjanya saat menjadi Menteri Pertahanan. “Sewaktu menjadi pertahanan membiarkan TKA Cina datang ke Konawe. Harus sebagai Menhan, Prabowo bisa memerintahkan untuk menolak kedatangan TKA Cina,” pungkasnya.

Baca juga:  PPJNA 98 Usulkan 3 Waka BIN & Merupakan Jabatan Politik