Ustadz Salim A Fillah Menolak Dicatut Namanya untuk Propaganda Film HTI

Ustadz Salim A Fillah sangat menyesalkan namanya dicatut untuk propaganda penyebaran faham khilafah di Indonesia dalam sebuah film dokumenter ‘Jejak Khilafah di Nusantara’ yang diproduksi aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

“Saya menyatakan mendukung Prof. Peter Carey dan Ki Roni Sodewo dalam menyatakan ketidaksetujuannya pada framing dan isi keseluruhan film lalu meminta agar wawancara dengan mereka dihilangkan dari film,” kata Ustadz Salim di akun Facebook-nya.

Ustadz Salim menilai pihak yang memproduksi film ‘Jejak Khilafah di Nusantara’ saat mewancarai dirinya tidak jujur. “Merupakan sebuah ketidakjujuran jika maksud dan tujuan wawancara tidak diungkap secara terbuka di awal lalu dijadikan bagian dari suatu narasi yang tidak disetujui oleh narasumber,” jelas Ustadz Salim.

Baca juga:  Negara Rugi Rp. 648 Miliar, Kongkalikong Ahok dan Begundalnya Beli Lahan di Cengkareng Barat

Ustadz Salim menegaskan bukan dan tidak pernah menjadi anggota HTI serta tetap dalam keyakinan bahwa Pancasila dan NKRI adalah rumusan para Bapak Bangsa bersama ‘Ulama Pejuang yang layak dijunjungtinggi dan dijaga oleh seluruh Bangsa Indonesia.

Dalam komunikasi awal, Ustadz Salim mengatakan, tim film ‘Jejak Khilafah di Nusantara’ juga menyampaikan kepada dirinya bahwa akan mewawancarai Ki Roni Sodewo (Ketum Patrapadi) dan Prof. Peter Carey.

“Saya mengatakan silakan saja. Saya kurang tahu jika persilaan saya ini lalu diartikan sebagai rekomendasi yang dibawa tim untuk meminta wawancara kepada kedua beliau. Pada prinsipnya, karena saya bukan bagian dari tim, saya tidak punya kepentingan apapun untuk memberi rekomendasi,” jelasnya.

Baca juga:  Polisi tak segera Tangkap & Berikan Status Tersangka, Khawatir Hukum Jalanan Menimpa Ade Armando

“Dapat diduga ada ketidakterbukaan kepada narasumber dalam hal ini Ki Roni Sodewo dan Prof. Peter Carey akan maksud, tujuan, dan keperluan penggunaan hasil wawancara tersebut sehingga ketika hasil wawancara dirilis sebagai film ‘Jejak Khilafah’ maka kedua beliau menyatakan keberatan. Hal ini tentu sangat disesalkan,” pungkasnya.