Demo Ricuh di Balai Kota DKI, Pengamat: Sakit Hati ke Anies

Demo ricuh di depan Balai Kota DKI yang meminta membatalkan reklamasi Ancol karena sakit hati ke Gubernur Jakarta Anies Baswedan.

“Ada unsur yang sakit hati kepada Anies. Reklamasi Ancol yang diberikan ke pembangunan Jaya Ancol ada pihak yang dirugikan,” kata pengamat kebijakan publik Amir Hamzah kepada suaranasional, Rabu (29/7/2020).

Menurut pria yang menempuh pascasarjana di perguruan tinggi di Swiss ini, sejak awal menjadi menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies membatalkan 13 ijin pembangunan pulau reklamasi yang diberi ijin pejabat masa lalu. “Ini memunculkan sentimen terhadap Anies. Ada unsur partai politik yang tidak suka kebijakan Anies dengan menyalahkan segala aspek,” jelasnya.

Kata Amir Hamzah, adanya demo ricuh di Balai Kota DKI tidak bisa dilepaskan adanya ketakutan terhadap Anies yang dianggap menjadi calon presiden 2024.

“Beban pihak tertentu melihat Anies menjadi pusing tujuh keliling, termakan hantu sendiri, saya lihat netral saja, capres diajukan partai politik, sebelum ada partai politik yang mengusunng Anies kenapa kita repot, kalau ada partai yang mengusung, kita nyatakan setuju atau tidak setuju, itu saja. bernegara secara baik khan begitu,” jelas Amir.

Selain itu, Amir meminta Anies memerintahkan bawahnya untuk menjelaskan secara terbuka ke publik konsep reklamasi Ancol sehingga publik tidak bertanya-tanya lagi.

“Selain itu ada kebijakan nasional giant sea wall di kawasan Ancol yang berhubungan dengan Menteri PUPR, tingkt provinsi berhubungan dengan Dinas Sumber Daya Air. Dinas sumber daya air diperintah gubernur untuk menjelaskan masalah itu,” ungkap Amir.

Sejumlah massa melakukan unjuk rasa di depan Balai Kota DKI Jakarta. Dalam aksi tersebut, massa yang mengatasnamakan Gerakan Mahasiswa Jakarta Baru (GMJB) menolak adanya reklamasi Ancol.

“Gerakan Mahasiswa Jakarta Bersatu terdiri dari berbagai macam OKP (Organisasi Kemasyarakatan Pemuda) di Jakarta, aksi kita ini adalah aksi kita yang keempat menolak reklamasi Ancol,” ujar Koordinator Lapangan GMJB, Made Altadera, di depan Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (28/7/2020).