Ganti Istilah New Normal, Kebijakan Rezim Jokowi tanpa Kajian Mendalam

Kebijakan Rezim Joko Widodo (Jokowi) tanpa kajian mendalam dengan mengganti new normal dengan adaptasi kebiasaan baru.

“Istilah new normal diganti adaptasi kebiasaan baru. Ini artinya kebijakan Rezim Jokowi tanpa kajian mendalam,” kata pengamat politik dan sosial Muhammad Yunus Hanis kepada suaranasional, Senin (13/7/2020).

Menurut Yunus, harusnya Rezim Jokowi melakukan kajian mendalam sebelum kebijakan itu dikeluarkan. “Publik bisa menilai Rezim Jokowi asal-asal dalam mengeluarkan kebijakan agar terlihat bekerja,” papar Yunus.

Baca juga:  Pengamat: Taipan dan Penguasa di Belakang Moeldoko?

Yunus mengatakan, kajian mendalam sebelum kebijakan dikeluarkan bukan untuk menghambat kinerja. “Kajian itu untuk menghasilkan kebijakan yang bagus dan tidak diubah sewaktu-waktu,” jelas Yunus.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengaku bahwa diksi new normal yang selama ini digunakan sepanjang masa pandemi salah.

“Diksi new normal dari awal diksi itu segera diubah. New normal itu diksi yang salah dan kita ganti dengan adaptasi kebiasaan baru,” kata Yuri dalam rekaman sebuah diskusi di kanal Youtube, Sabtu (10/7/2020).

Yuri menjelaskan, diksi new normal yang kerap kali digaungkan pemerintah belum sepenuhnya dipahami masyarakat.

Baca juga:  Disayangkan Jika Rizal Ramli Harus Menang WO Lawan Luhut

“Kemudian yang dikedepankan bukan new-nya, tapi normal-nya. Padahal ini sudah kita perbaiki dengan adaptasi kebiasaan baru,” katanya.