Pengamat: Ubah Pancasila Jadi Trisila & Ekasila, Masyarakat tak Percaya Megawati Cs Pancasilais

Masyarakat tak percaya Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan kawan-kawan Pancasilais karena mau ubah ideologi bangsa Indonesia menjadi Ekasila dan Trisila.

“Megawati dkk mau nempel Pancasila di jidat pun orang tdk percaya mereka Pancasilais. Nyata mereka mngubahnya dg TriSila &EkaSila,” kata pengamat politik Abdurrahman Syebubakar di akun Facebook-nya.

Ia juga mengkritik perubahan nama RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) menjadi RUU Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP). “HIP jadi PIP hanya akal2an. Rakyat tdk butuh HIP, PIP, BPIP & PDIP. Hentikan PIP & bubarkan BPIP &PDIP demi keselamatan bangsa,” pungkasnya.

Sebagian besar pidato dan pernyataan anggota PDIP, termasuk petinggi partai, selalu melibatkan nama besar Bung Karno. Pidato-pidato Ketua Umum PDIP sekaligus anak Sukarno, Megawati Soekarnoputri, bisa dijadikan contoh.

Baca juga:  Digerebek Imigrasi, Pekerja China di Gresik Ngacir Terbirit-birit

Pada pidato di hari ulang tahun (HUT) PDIP ke-44, Megawati menyoroti fenomena munculnya kelompok yang anti terhadap Pancasila. Di bulan Januari 2017 itu Hizbut Tahrir Indonesia baru saja dibubarkan karena ideologinya dianggap bertentangan dengan dasar negara.

Lantas Megawati menyinggung ideologi partainya. Bukan Pancasila an sich, tapi Pancasila 1 Juni 1945.

“Dari awal mula saya membangun Partai ini, tanpa ragu saya telah menyatakan dan memperjuangkan, bahwa PDI Perjuangan adalah partai ideologis, dengan ideologi Pancasila 1 Juni 1945,” kata Megawati.

Sebelum 2015, hari lahir Pancasila tidak diperingati setiap tahun. Joko Widodo yang mulai menjabat sebagai presiden tahun 2014 kemudian menetapkan 1 Juni sebagai hari libur nasional. Perubahan ini berdasarkan usulan dari Megawati yang juga pernah mengusulkan hal serupa di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono.

Baca juga:  Bupati Lamongan: Akhir 2018, Seluruh Warga Bisa Menikmati JKN

Pancasila 1 Juni 1945 yang dimaksud Megawati tidak berhenti pada lima sila, tapi ada Trisila dan Ekasila. Trisila memegang prinsip sosio-nasionalisme, sosio-demokrasi, dan ke-Tuhan-an yang menghormati satu sama lain. Sedangkan Ekasila adalah perasan dari Trisila yang merujuk pada gotong royong.