Jangan Cibir Pembela Pancasila


Oleh: Adian Radiatus



Diam seribu bahasa terhadap upaya mengaburkan eksistensi Pancasila melalui RUU HIP khususnya oleh para pendukung jargon “Aku Pancasila” “Aku NKRI” tampak nyata dikalangan angkuhwan karena merasa dekat bahkan seakan sebagai bagian kekuasaan.





Membiarkan Pancasila yang telah melindungi Negeri dan Rakyat sejak Kemerdekaan dikumandangkan dan termaktub dalam UUD 45 selama hampir 75 tahun adalah jenis penghianatan luar biasa.



Kita tidak habis pikir setelah Pancasila yang selama kurun waktu itu berhasil menghalau begitu banyak rintangan atau rongrongan yang mengganggu bahkan membahayakan persatuan dan kesatuan negeri ini, sekonyong-konyong mendapat intervensi penyimpangan yang sangat serius secara terstruktur didalam pasal-pasal RUU HIP itu.



Kalaupun semua pihak sepakat itu dilakukan oleh oknum inisiator terselubung yang berjabat sebagai anggota DPR atau bukan, maka seyogianya semua pihak tanpa kecuali setuju untuk menarik serta membatalkan bahkan memberangusnya.



Baca juga:  Jokowi Akhirnya Menyerah

Kenyataan menunjukan kepekaan terhadap kekuatan Pancasila justru datang dari seluruh kalangan ormas Islam dan afiliasinya yang dimulai oleh lembaga MUI, Muhammadyah dan NU.



Sementara ketidak pekaan justru hadir dalam lembaga DPR dan MPR serta kepresidenan.
Derasnya penolakan RUU  HIP oleh berbagai lapisan elemen masyarakat belum dipastikan untuk dieksekusi dicabut secara permanen.



Sementara adanya kelompok yang belum menyampaikan dukungannya terhadap pencabutan RUU HIP dengan dalih apapun dapat dikategorikan tidak memiliki kesadaran yang tinggi terhadap keutuhan Negara dan Bangsa sendiri, alih-alih didalamnya bisa terdapat anasir-anasir komunis yang berkiblat ke negara lain yang bersiap menyambut kehancuran negeri ini.



Baca juga:  Petaka Datang setelah UUD 45 Diubah

Kelompok anasir tersebut dapat dilihat dari sinisme dan cibiran kepada para penentang hadirnya RUU HIP dengan berlindung dibalik bahasa adu domba terhadap Pemerintahan.



Salah satu narasi mereka adalah gambaran seakan melindungi Pancasila ini identik dengan menurunkan Presiden. Suatu hal yang janggal dan mengada-ada. Disitulah bengisnya kelicikan  pemain drama komunis wajah baru ini.



Jangan lupa, sekali saja mencoba mencibir para tokoh atau siapapun masyarakat pembela Pancasila maka hal itu sama saja dengan mencibir merendahkan melecehkan nilai-nilai kebesaran Pancasila dan patut diduga sebagai exponen anti Pancasila…