Pemimpin Jadi Musuh Allah

Oleh: KH Luthfi Bashori

Sayyidina Abu Hurairah RA mengemukakan dalam hadits Qudsi, Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWt berfirman, “Ada tiga hal yang pada hari Qiamat kelak Aku akan menjadi musuh mereka. Barangsiapa berani bermusuhan dengan-KU, maka Akulah yang menjadi musuhnya. Yaitu seseorang yang telah memberikan perjanjiannya kepada-KU, kemudian ia ternyata melakukan tipu daya. Seseorang yang menjual orang merdeka lalu memakan uang hasil penjualannya. Demikian juga seseorang yang mempunyai pembantu dan pembantu itu telah memenuhi tugas-tugasnya, tetapi orang tersebut tidak mau membayarkan upahnya dengan baik.” (HR. Bukhari dan Ibnu Majah).

Menjual orang merdeka untuk menjadi budak. Tentu pengertiannya sangat luas. Bukan sekedar budak dalam arti status seseorang yang dimiliki oleh tuannya dari kalangan orang yang merdeka. Tapi, bisa juga diartikan dengan kondisi masyarakat di sebuah negara merdeka, lantas dijual oleh pemimpinnya kepada bangsa lain untuk dijajah dan diperbudak dari sisi kehormatan, perkonomian, bahkan secara fisik serta kepemilikan kekayaan alam. Maka pemimpin semacam demikian inilah yang termasuk kelak menjadi musuh Allah di hari Qiamat.

Termasuk musuh Allah adalah, orang kaya yang mempekerjakan pembantu, lantas ia enggan memberikan honor pembantunya, walaupun sang pembantu itu sudah menyelesaikan pekerjaannya.

Sayyidina Ibnu Umar RA menyatakan, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bayarkanlah upah buruh, sebelum kering keringatnya.” (HR. Ibnu Majah)

Pengertian buruh di sini tentu tidak terbatas hanya pekerja kasar, melainkan juga staf kantor, staf rumah tangga, ajudan, dan lain-lain. Jadi, yang termasuk buruh di sini adalah semua orang yang sengaja dipekerjakan untuk membantu kepentingan atau kelangsungan suatu usaha milik sang bos.

Menunda pembayaran gaji seseorang, padahal dananya sudah tersedia, berarti telah berlaku dzalim. Apalagi jika sengaja tidak mau membayarnya, misalnya dana gaji itu sengaja dialokasikan untuk tujuan lain, yang tidak terkait dengan hak buruh, maka bos semacam ini kelak akan dimusuhi oleh Allah SWT.

Pengertian yang lebih luas, misalnya ada seorang pemimpin yang menghambur-hamburkan uang rakyat, hanya demi kepentingan politik jabatan, hingga masyarakat banyak dirugikan baik secara materi maupun kehormatan, misalnya jika ada pemimpin yang sengaja menggunakan dana haji milik umat untuk pembangunan infra struktur demi pencitraan, jelas sekali akan membuat umat murka, dan jika umat itu murka terhadap pemimpin beserta staf dan pendukungnya, karena telah mendzalimi hak rakyat, maka pemimpin semacam inilah yang kelak akan dimusuhi Allah di hari Qiamat.