Putra Mbah Maimoen Menolak Penyatuan Pelajaran Agama & Kewarganegaaraan

Putra KH Maimoen Zubair (Mbah Maimoen) KH Najih Maimoen (Gus Najih) menolak sangat keras rencana Kemendikbud meleburkan mata pelajaran agama dan Pendidikan Kewarganegaraan menjadi satu.

Demikian dikatakan Gus Najih dalam pernyataan sikap, Jumat (19/6/2020). Rencana ini jelas sekali merupakan upaya pendangkalan agama dengan cara mengurangi secara besar-besaran porsi pelajaran agama di sekolah agar terkesan menjadi pelajaran yang tidak penting.

Menurut Gus Najih, rencana meleburkan mata pelajaran agama dan Pendidikan Kewarganegaraan menjadi satu membuat pelajaran agama di sekolah dihapus. “Kemudian lambat laun mata pelajaran agama ini akan dihapus dan ditiadakan,” jelasnya.

Selain itu, Gus Najih meminta umat Islam mengawasi, mengawal dan melestarikan Pancasila sebagai konsesus nasional untuk hidup berbangsa dan bernegara.

“Namun kita juga harus menolak jika kemudian Pancasila ini dianggap dan dijadikan agama.

Kata Gus Najih, Pancasila tidak perlu dianggap agama karena hanyalah buatan manusia yang sebatas mengatur kehidupan bernegara sedangkan agama islam adalah syariat yang diturunkan Allah ta’ala kepada umat manusia untuk mengatur seluruh sendi kehidupan secara kompleks tanpa ada kekurangan sedikitpun.

Beredar sebuah dokumen terkait penyederhanaan Kurikulum 2013 dalam FGD (diskusi terbatas, Red) yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Dalam dokumen tersebut, diketahui terdapat rencana peleburan mata pelajaran Pendidikan Agama dengan Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi X DPR RI Prof Zainuddin Maliki mengatakan bahwa sepertinya permasalahan ini masih belum sampai kepada publik. Hanya sebatas di lingkungan kementerian saja.

“Kalau ada ide seperti itu ya tentu itu tidak kontekstual dan itu ahistoris (berlawanan dengan sejarah). Artinya pemikiran seperti itu tidak memiliki akar budaya, akar kehidupan bangsa Indonesia yang religius,” tutur dia kepada wartawan, Kamis (18/6).