Pendidikan Islam Pada Usia Dini

Taushiah: KH. Luthfi Bashori
Transkrip: Rizal Affandi

Saat ini, umat Islam sangat membutuhkan generasi-generasi penerus perjuangan di dalam menegakkan syariat Islam.

Kita sangat membutuhkan anak-anak kita, atau adik-adik kita, untuk peduli pada kemaslahatan umat Islam.

Karena itu, alangkah tepat bila kita sebagai orang tua, untuk mendidik anak-anak sejak dini sampai menginjak ke pada usia remaja, bahkan sampai mereka dewasa, dalam pantauan kita, sehingga mereka memahami bagaimana pentingnya berislam yang benar, yaitu mengikuti ajaran dari baginda Muhammad SAW, yang mana beliau ini senantiasa menyampaikan ajaran agama itu dari Allah SWT, baik itu lewat ayat-ayat suci Al Quran, maupun dari sabda beliau SAW sendii .

Nabi kita Nabi Muhammad SAW telah disifati oleh Allah SWT:

وما ينطق عن الهوى . إن هو إلا وحي يوحي

Sesungguhnya beliau Nabi Muhammad SAW, tidak bicara dari hawa nafsunya, tetapi setiap sabda yang beliau sampaikan adalah wahyu dari Allah SWT, yang diturunkan langsung kepada beliau SAW.

Sedangkan Nabi Muhammad SAW sangat peduli terhadap pendidikan anak, khususnya di dalam urusan ibadah seperti shalat.

Nabi Muhammad SAW berpesan kepada umat Islam: “Ajari anak-anak kamu itu untuk shalat sejak usia 7 tahun.”

Jadi, anak kita saat berusia 7 tahun, hendaklah mereka diperkenalkan dengan tata cara shalat.

Lanjut pesan beliau SAW:
“Dan pukullah (jika tidak shalat) pada usia 10 tahun.”

Yang dimaksud dengan perintah pukul disini yaitu dengan pukulan pendidikan, bukan pukulan siksaan.

Barangkali, kalau praktek di kalangan masyarakat Indonesia, mungkin lebih tepat dengan dijewer telinganya atau dicubit, dan itu dapat dilaksanakan tatkala usia anak-anak itu sejak umur 10 tahun.

Jadi, kalau sudah anak kita sudah berusia 10 tahun, maka bolehlah kita paksa mereka untuk melaksanakan shalat, dam boleh kita ancam, jika tidak mau shalat, akan kita jewer atau kita cubit, tentunya cubit dan jeweran di sini bukan yang menyakitkan, tetapi justru memberikan perhatian kepada mereka, agar merasa takut kalau tidak shalat.

Nabi Muhammad SAW dalam suatu riwayat, diceritakan, hampir setiap beliau SAW melaksanakan shalat, dan di sekiling beliau SAW itu ada tiga orang cucunya, yaitu Sayyidina Hasan dan Sayyidina Husein dan juga cucu angkat beliau yaitu Sayyidina Usamah bin Zaid.

Mereka bertiga itu yang sejak kecil sering memperhatikan gerak langkah Rasulullah SAW, karena mreka hidup bersama beliau SAW.

Suatu saat Nabi Muhammad SAW dalam keadaan shalat, tepatnya saat sujud, ternyata anak-anak kecil yang sangat dicintai oleh Beliau Nabi Muhammad SAW itu, ada yang bergelayut di tubuh beliau SAW.

Tapi oleh beliau itu, tidak dilarang bahkan beliau sabar saat menghadapi mereka. Adapun tujuannya agar anak-anak itu mulai sejak dini, sudah mengenal ibadah yang namanya shalat.

Karena itu, di rumah tangga kita, setiap kali kita shalat sebaiknya anak-anak kecil yang ada rumah kita ini juga ikut melihat, dan jangan sampai kita merasa terganggu dengan keberadaan dan tingkah laku mereka.

Karena apa?
Karena pendidikan shalat ini perlu diajarkan sejak dini, sejak masih kecil.

Mari kita ajarkan anak-anak kita cara berdoa, bahkan tatkala mereka belum bisa bicara kita ajarkan, kita perdengarkan doa-doa kepada Allah SWT.

Agar apa?
Agar mereka mengenal sejak dini.

Karena itu disunnahkan bagi orang yang memiliki bayi, begitu lahir hendaklah dibacakakan adzan, kemudian dibacakan iqamah.

Hali itu maksudnya, tiada lain agar bayi sejak lahir ke muka bumi, maka yang didengarkan pertama kali adalah asma Allah, nama-nama Allah, khususnya adalah adzan yang di dalam adzan itu ada `nidaun lis shalah`, atau mengajak shalat.

Ajaran demikian ini perlu dilestarikan, perlu diajarkan kepada anak-anak kita, agar keluarga kita dijadikan oleh Allah keluarga yang bahagia, keluarga yang islami, keluarga yang mengenal kepada Tuhannya yaitu Allah SWT, agar mereka benar-benar sejak kecil hingga tumbuh remaja mereka mengenal Allah.

Kemudian setapak demi setapak, mereka menginjak dewasa dan dalam kehidupannya mengenal Allah SWT.

Maka, tatkala suatu saat mereka memilih atau membangun keluarganya pun, mereka menjadikan keluarganya itu yang islami.

Dengan demikian mudah-mudahan setiap generasi dengan generasi berikutnya, akan tumbuh di tengah masyarakat, sebagai keluarga yang Islami, yang benar-benar memperhatikan syariat Islam sebagai panduan hidup.

Kalau sudah demikian, Insyaallah di lingkungan kita akan menjadi lingkungan yang Islami, di wilayah kita menjadi wilayah yang Islami, di kota kita menjadi kota yang Islami, di provinsi kita menjadi provinsi yang Islami dan di negara kita menjadi negara yang Islami, “baldatun thayyibatun warabbun ghafur.”

Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan ada manfaatnya.