Goyang Pancasila, Komunis Ingin Melayang


Oleh: Adian Radiatus



Ada banyak faktor yang menunjukan RUU HIP bukan berdiri sendiri atas inisiatif murni anggota DPR, tetapi ada jejak-jejak arah sebelumnya untuk pengkondisian menuju pelegalan kehadiran komunis berkostum Pancasila ini.





Keberanian pencetusan ‘saya bangga jadi anak PKI’, bermunculan ‘tanpa sengaja’ atribut logo Palu Arit PKI, bebas beredarnya buku-buku marxisme-leninisme dan sejenisnya, serta beredarnya isyu yang  mengatas namakan presiden Jokowi bahwa pemerintah akan meminta maaf pada PKI.



Sayangnya meskipun presiden Jokowi sudah menegaskan berita hoax itu, tetapi pihaknya tidak berusaha menciduk sang pelaku padahal Menkumham pun kena ditunggangi namanya terkait kabar itu. Adalah wajar bila hal ini menimbulkan tanda tanya dikemudian hari apalagi dengan timbulnya masalah RUU HIP ini.



Oleh karena itu kesungguhan sikap Pemerintahan Presiden Jokowi terhadap RUU HIP yang paling parah dalam sejarah pengajuan RUU ini akan sangat mencerminkan sejauh mana Pancasilais masih bertengger dijiwa para pemangku pemerintahan baik secara explisit maupun implisit.



Pancasila adalah “Master Of Indonesian Law” menjadi sumber dasar segala implementasi Hukum Negara baik Undang Undang, Peraturan-Peraturan apapun yang diterbitkan Lembaga Hukum Negara maupun oleh Presiden / Pemerintah.



Jika dari sudut pemahaman ini saja masih berwajah depan belakang maka akan sulit rakyat mempercayai bila tidak ada penyusupan paham komunis varian baru yang sudah masuk ke dimensi pertahanan Ideologi Pancasila diranah struktural maupun non struktural kekuasaan.



Kemunculannya sudah dipermukaan dan RUU HIP itu adalah bagian penting untuk berdiri tegaknya mereka. Upaya mengkosmetika Pancasila sebagai wajah dari tubuh komunisme harus total dihentikan.



Dalam situasi ini maka tidak ada pilihan lain selain membatalkan maka Pemerintah beserta Aparat penjaga NKRI yaitu TNI dan Polri harus memberangus RUU itu serta melakukan investigasi menyeluruh terhadap kemunculan anasir-anasir ideologis komunis berkostum Pancasila ini.



Diluar konteks pidato Bung Karno, tampaknya kaum Komunis ini ingin kembali berjaya melayang terbang menguasai kehidupan berbangsa dan bernegara ini dengan menggoyang sila-sila pilar Pancasila terlebih dahulu. Sayang niat pendomplengan itu hanya akan tinggal mimpi yang melayang jauh…