Hikayat Para Ulama

Oleh: KH Luthfi Bashori

Imam Abu Hanifah mengatakan : Mendengar hikayat tentang kehidupan para ulama itu lebih aku senangi dari pada membahas fiqih, karena dapat memberi pelajaran adab kesopanan bagi umat.

Imam Junaid Albaghdadi mengatakan : Hikayat tentang para ulama itu adalah jundun min junuudillah (kekuatan dari tentaranya Allah), yang dapat memperkokoh kekuatan iman bagi para pencari (pecinta) Allah.

Dalam kitab Sunanul muhtadin karangan Imam Almawwaq disebutkan, bawa Imam Ahmad Abul Abbas bin Al-arif, menceritakan pengalaman pribadinya :

AHMAD : `Konon aku adalah aktifis di majelisnya Syeikh Abu Ali Asshadafi, aku belajar hadits Nabi SAW kepada beliau. Suatu hari, di tengah pengajian kitab Hadits itu, tiba-tiba Syeikh Abu Ali Asshadafi menutup kitabnya dan beliau bercerita tentang hikayat kehidupan para ulama shalihin. Tiba-tiba terlintas dalam diriku pertanyaan : Bagaimana Syeikh ini menutup kitab Hadits dan menggantinya dengan hikayat para ulama ? Rasanya belum selesai pertanyaan hatiku ini melintas, tiba-tiba Syeikh Abu Ali Asshadafi menegurku`

SYEIKH ABU ALI : `Hai Ahmad, hikayat para ulama itu adalah jundun min junuudillah (kekuatan dari tentaranya Allah), Allah menguatkan keimanan hati dari kalangan para wali kekasih-Nya itu dengan sebab mendengarkan hikayat para ulama shalihin`.

AHMAD : `Tentu saja aku sangat terkejut dengan tegoran itu, sehingga wajahku berobah merah merona, namun beliau dengan bijak melanjutkan nasehatnya`.

SYEIKH ABU ALI : `Hai Ahmad, tahukah engkau mana dalil yang dapat menguatkan pendapatku ini ?`

AHMAD : `Syeikh lebih paham tentang itu`.

SYEIKH ABU ALI : `Yaitu firman Allah surat Hud 120 yang artinya : Dan semua kisah dari rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya Kami teguhkan hatimu`.