Berpikir Positif Termasuk Ibadah Terbaik

Oleh: KH Luthfi Bashori

Dalam kehidupan orang-orang yang selalu berusaha untuk berpikir positif, umumnya akan lebih dominan menggunakan akal sehatnya, saat menghadapi segala sesuatu dengan cara yang positif dan optimis.

Mereka meyakini, bahwa semua problematika yang terjadi di dunia ini, pasti Allah akan memberikan solusi yang terbaik. Hingga mereka akan terus berpikir secara positif dan senantiasa bersemangat untuk menyelasaikan segala permasalahan dengan sebaik-baiknya.

Orang-orang yang selalu berpikir positif itu, pasti tidak memiliki rasa putus asa dalam kamus hidupnya. Namun ia akan menghadapi lika-liku kehidupan itu secara tegar dan bijak.

Umumnya, kehidupan orang-orang yang selalu berpikir positif, akan selalu tenang dalam bersikap, tidak tergesa-gesa dalam memutuskan suatu masalah, lebih dewasa dalam menyikapi permasalahan yang tengah dihadapi, dan akan berusaha mencari solusi yang terbaik demi menyelasaikan semua problemnya satu demi satu.

Dampak positif bagi ahli berpikir positif, adalah timbulnya rasa percaya diri yang baik sesuai dengan karakternya yang bijak. Karena itu pula, kecenderungan orang-orang yang selalu berpikir positif, akan menjadi daya tarik bagi pihak lain, hingga dijadikannya sebagai rujukan atau kiblat, serta tempat berkonsultasi bagi masyarakat.

Padahal menurut sabda Rasulullah SAW, bahwa termasuk sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi pihak lain, maka bagi para pemikir positif yang kehidupannya menjadi kiblat untuk orang lain, adalah termasuk ibadah yang tentunya akan mendapat pahala dari Allah SWT.

Hal ini sesuai dengan apa yang diwasiatkan oleh Rasulullah SAW kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib RA:

“Wahai Ali, sesungguhya tidak ada kemiskinan yang lebih buruk dari kebodohan, tidak ada kekayaan yang lebih besar dari akal pikiran, tidak ada kesatuan yang lebih buruk dari ujub, tidak ada kebaikan yang lebih bagus dari bermusyawarah, tidak ada pikiran yang lebih bagus dari merenung, tidak ada kebaikan yang lebih bagus dari budi pekerti yang baik, tidak ada ibadah yang lebih bagus daripada berpikir.

Wahai Ali, cacatnya (penyakit) pembicaraan adalah perkataan bohong, cacatnya ilmu adalah lupa, cacatnya ibadah adalah kemalasan, cacatnya kepandaian adalah terburu-buru, cacatnya keberanian adalah kesewenangan, cacatnya pemberian adalah mengundat kembali, cacatnya keindahan adalah kikir, dan cacatnya keturunan adalah kesombongan.