Agitator Serang Anies Baswedan


Oleh: Adian Radiatus



Pilkada DKI Jakarta berikutnya jangankan dibicarakan publik, dipikirkan juga belum terasa hawanya. Namun kemarin pengarang Zeng Wei Jian melalui akun fb nya Ahura Mazda menyoal potensi dua sosok figur yang bersiap merebut posisi DKI Satu.





Sebut dua nama, Zaki Iskandar tapi dua pertiga ulasan lebih expose Mardigu Wowiek yang dilabeli lihay, unik, multi talent dan yang sebenarnya tidak perlu disebut, Tajir.



Mantan gubernur Ahok kurang lihay apa sampai bisa menyodok DKI Dua dan kena limpahan DKI Satu itu. Ahok juga unik dengan latar belakang agama dan etnis yang disebut minoritas itu.



Faktanya akibat arogansi dan tidak mampu kendalikan mulut sajalah yang membuatnya gagal total di Pilkada lalu. Soal tajir, puluhan bos papan atas pun mendukungnya ketika itu.



Baca juga:  Agama Dirusak oleh Oposisi yang Tamak

Kesan menjilat Mardigu untuk merusak karakter Anies jadi mengingatkan cerita tentang kasim kebiri dikerajaan Tiongkok dahulu. Dipercaya sang Raja tapi kasak kusuk dengan petinggi negara niat merebut kekuasaan tertentu.



Narasi destruktif Aniser dijadikan celengan bodong untuk mengaburkan kekuatan kepemimpinan Anies dimata publik setidaknya dikelompok freedom. Cuma tampaknya sulit laku.



Mau masuk tim branding tidak perlu pakai nyindir promosi gratisan. Sosok Mardigu bukan tukang pinjam tangan pihak lain apalagi pakai Aniser yang punya militansi tinggi.



Sejatinya Aniser tidak pernah merusak citra Anies Baswedan, justru mantan Aniser palsu ini yang nangis histeris sebab gak punya pengaruh personality  walau ngaku suka di whatsapp sang Gubernur.



Mungkin label ‘garis keras’ disematkan ke Aniser padahal karena merasakan ketegasan Anies dalam setiap upaya ‘negative colaboration’ kekuasaan Anies.



Baca juga:  Kebebasan Haris Azhar: Konfirmasi Melemahnya Pengaruh Luhut Panjaitan dan Kuatnya Pengaruh Aguan?

Jualan tudingan  intoleran, radikal, rasis,  hanya mempermalukan diri sendiri manakala Anies diketahui sangat pluralis dalam interaksi sosial masyarakat. Koh Eng pemilik toko baju ‘Cheong Sam’ di bilangan petak sembilan, Glodok Kota menjadi saksi nyata. Itu jauh sebelum jadi Gubernur.



Pakai pihak lain, gadang lawan baru, adu Satu dan Dua serta rusak kekuatan didalam adalah upaya narasi yang selalu berputar dibenak para agitator termasuk mantan Aniser sendiri dengan satu tujuan serang Anies Baswedan langsung atau tidak langsung…