Pengamat: Kasus Teror UGM tak bisa Dilepaskan Peran KPH Bagus Pujilaksono Widyakanigara

Kasus teror di Universitas Gadjah Mada (UGM) tak lepas dari peran Ir. KPH Bagus Pujilaksono Widyakanigara, M.Sc., Lic. Eng., PhD.

Demikian dikatakan pengamat politik Smith Alhadar dalam artikel berjudul “Kekuasaan dan Pengkhianatan Intelektual Membunuh Kebebasan Akademik”. Artikel ini dieditori Abdurrahman Syehbubakar. “Akademisi sendiri ikut menghancurkan tradisi kebebasan akademik yang dilindungi konstitusi,” ungkapnya.

Kata Smith Alhadar, meskipun Bagus Pujilaksono gelarnya berderet, pikirannya tak sepanjang gelarnya. “Bahkan, bisa dibilang ia adalah pengkhianat intektual. Aneh, rencana seminar itu oleh Bagus Pujilaksono dituduh sebagai gerakan makar,” paparnya.

Baca juga:  Staf Khusus Era Presiden SBY: Jokowi seperti Syahrini, tak Pandai Nyanyi tapi Penuh Gaya

Menurut Smith, puji-pujian Bagus Pujilaksono terhadap presiden jelas ia adalah pendukung fanatik buta Jokowi. Fanatik butanya membuat ia tak bisa membedakan makar dan seminar.

“Makar harus selalu melibatkan kekuatan bersenjata dalam rencana perampasan kekuasaan pemerintah yang sah. Faktanya, itu hanyalah seminar dan belum berlangsung. Bagus Pujilaksono yang harus dianggap sebagai provokator dan harus diselidiki motifnya di balik semua kekacauan ini,” jelasnya.

Baca juga:  Erick Nyapres, Wartawan Senior Ingatkan Uang Negara Bisa Habis untuk Bisnis Pribadi