Tri Rismaharini (Risma) gagal dalam menangani virus corona baru (Covid-19) di Surabaya mengakibatkan kader PDIP itu bisa tenggelam dalam perpolitikan nasional.
Demikian dikatakan pengamat politik Achsin Ibnu Maksum dalam pernyataan kepada suaranasional, Kamis (28/5/2020). “Risma kurang bagus dalam koordinasi dalam menangani Covid-19. Dia lebih bekerja secara individu bukan tim,” ungkapnya.
Kata Achsin, posisi Risma tergeser dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah yang lebih cekatan dalam mengatasi Covid-19. “Khofifah berani berbeda dengan pemerintah pusat dalam mengatasi Covid-19,” papar Achsin.
Menurut Achsin, kegagalan Risma dalam menangani Covid-19 menjadi pukulan bagi PDIP. “Padahal PDIP bisa mengajukan Risma di Pilgub DKI 2022, namun terkendala gagalnya dalam menangani Covid-19 di Surabaya,” jelasnya.
Pemkot Surabaya dinilai tak berhasil dalam memutus rantai penyebaran virus corona selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap pertama sejak 28 April hingga 11 Mei 2020. Pemkot Surabaya dinilai perlu membuat roadmap yang jelas dan terukur untuk memutus penyebaran Covid-19.
“Kami menilai pemkot tidak memiliki roadmap (peta jalan) yang terukur sehingga grafik penyebaran Covid-19 masih tinggi,” kata Wakil Ketua DPRD Surabaya Laila Mufidah di Surabaya, Senin (11/5/2020).
Menurut Laila, dengan roadmap yang jelas dan terukur itu, makapenanganan Covid-19 bisa lebih baik dan efektif. Tanpa itu, menurutnya penanganan pandemi Covid-19 ini akan serampangan, bahkan bisa dianggap masyarakat sekadar pencitraan.
“Ada banyak evaluasi yang harus dilakukan Pemkot Surabaya dengan sudah berjalannya PSBB tahap pertama. Misalnya bagaimana target yang terukur dari penerapan PSBB itu,” ujarnya seperti dilansir dari Republika.co.id.