Tak Diajak Nyanyi Bersama ‘Enggak Mudik Tetap Asyik’, Upaya Singkirkan Anies

Ada upaya menyingkirkan Anies Baswedan dengan tidak diajak menyanyi bersama beberapa menteri dan kepala daerah lagu berjudl ‘Enggak Mudik Tetap Asyik’.

“Nyanyi bersama ‘Enggak Mudik Tetap Asyik’ tanpa melibatkan Anies, ini menunjukkan upaya menyingkirkan Gubernur DKI Jakarta,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Kamis (21/5/2020).

Menurut Muslim, Anies dianggap kepala daerah yang membandel dan selalu mengkritik pemerintah pusat. “Pemerintah pusat tidak suka dengan sikap Anies yang dianggap mencari panggung politik di tengah pandemi Covid-19,” paparnya.

Kata Muslim, tidak diajaknya Anies menyanyi bersama justru meningkatkan popularitas Anies. “Publik menganggap para menteri kerjanya hanya menyanyi dan Anies serius bekerja karena tidak sempat ikut menyanyi,” jelas Muslim.

Pemerintah dan para kepala daerah terus mengkampanyekan untuk tidak melakukan mudik pada lebaran tahun 2020. Bahkan, para gubernur dan menteri-menteri kabinet Presiden Jokowi menyanyikan sebuah lagu berjudul “Enggak Mudik Tetap Asyik”.

Lagu tersebut dinyanyikan oleh oleh para kepala daerah di Pulau Jawa, seperti Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, serta Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto.

Namun yang menjadi perhatian adalah tak adanya Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam kolaborasi tersebut. Selain para kepala daerah ada juga beberapa menteri dalam video yang berdurasi 55 detik itu diunggah oleh akun twitter Kementerian Ketenagakerjaan @KemnakerRI sejak Senin 18 Mei 2020.

Menteri yang terlibat adalah, Kepala Staf Presiden Moeldoko.Lalu ada Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah, serta Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali.

Hingga Rabu 20 Mei 2020, video tersebut sudah ditonton sebanyak 1,3 juta views. Serta mendapatkan ribuan like dan retweet, serta komentar-komentar netizen yang isinya malah lebih banyak mengkritik ketimbang pujian.