Karantina Wisma Atlet Kacau! Penghuni Tak Makan & Berjubel


Keluhan mulai terdengar dari para penghuni  Wisma Atlet Kemayoran. Para warga yang dikarantina mengeluh soal tidak adanya penerapan jarak sosial dan makanan yang dibagikan telat, sehingga banyak yang tidak bisa sahur dan jalani ibadah puasa.



Seperti yang diceritakan oleh Gigih, ia baru datang di wisma atlet per tanggal 15 Mei kemarin. Gigih ditempatkan di wisma atlet oleh pemerintah sepulangnya ia berdinas dari Filipina.





Gigih datang bersama rombongan yang jumlahnya ratusan. Besoknya rombongan lain datang lagi, “Tidak ketahuan dari mana juga, semua sudah masuk. Tahu-tahu dapat kabar bahwa satu tower kami sudah ada 230 orang positif corona,” ujar Gigih kepada CNBC Indonesia. 



Ia dan kawan-kawannya, sesuai prosedur memang harus dikarantina terlebih dulu dan dites sebelum bisa pulang ke rumah. Tetapi tidak jelas karantina berapa lama, dan tesnya kapan. Sebab, di Filipina dia sendiri sudah menjalani karantina mandiri selama sebulan lebih. Malah, pembatasan sosial di negeri tersebut lebih ketat dibanding di Indonesia. 



Sejak tiba di wisma atlet, ia juga mengaku banyak penghuni yang kesulitan menjalani ibadah puasa.



“Makanan untuk sahur telat datang atau malah ga dapat, jadi gak berani puasa karena kondisi seperti ini.” 





Ia mengaku tak berani keluar kamar, begitu juga yang lainnya karena tidak diketahui siapa yang positif, PDP, atau status ODP. 



Semua penghuni tidak boleh keluar wisma sebelum ada hasil tes dan surat jalan dari petugas. Tapi tidak ada kejelasan kapan bisa tes, kapan bisa ambil hasil tes, dan kapan bisa ambil surat jalan. 



“Satu orang dari proses dia tes sampai tau hasil bisa 2-7 hari kalau tidak inisiatif tanya sendiri, pemanggilan lama sekali ke posko kesehatan.”



Setelah dipanggil mesti urus ke pos TNI untuk menunggu berhari-hari, lalu urus surat jalan. 



Penghuni memaklumi tenaga yang terbatas, tapi ribuan orang berada di satu tower bahkan makanan saja tidak terurus. 



Selain Gigih, cerita serupa juga datang dari penghuni WNI yang baru datang dari Belanda Dia bercerita gedung C2 Wisma Atlet Kemayoran bahwa social distancing tidak terlaksana sama sekali.



Selain itu, pasien pun menurutnya tidak mendapatkan makanan yang cukup karena satu keluarga dengan empat orang hanya mendapatkan dua kotak makanan. Ditambah, ada larangan bagi pasien untuk memesan makanan secara online meski makanan tidak mencukupi.



“Di hari Sabtu makanan dibagikan di lantai 1. Setiap orang mengambil makanan sendiri ke kantong-2 plastik di lantai 1. Orang turun ke sana dan berdesakan tanpa jarak,” tulis Kunaifi , si penghuni wisma atlet dalam ceritanya.



Dia juga mengungkapkan pengaturan lift tidak memperhatikan social distancing karena aparat yang menjaganya malah memenuhkan lift. Bagian tombol lift pun kelihatannya tidak pernah dibersihkan karena bekas tangan dan jari terlihat di sana-sini.



Ketika memasuki RS Darurat pun, menurutnya tidak ada protokol atau aturan petunjuk-petunjuk tertentu.



“Masih ada yang keluar kamar tanpa masker. Tidak sedikit yang ngobrol bergerombol sambil berpelukan. Ada yang makan di tangga,” katanya.



Salah seorang perawat di RS Darurat Wisma Atlet Muhammad Agit mengatakan beberapa jenis pasien yang di rawat adalah pasien ODP, PDP Rapid negatif, PDP Rapid Positif, dan Swab positif. Untuk memastikan pasien positif COVID-19 tidak serta merta masuk dan kemudian positif, karena ada beberapa tahapan pemeriksaan yang dilakukan dan membutuhan waktu minimal 1 minggu.



“Benar adanya penambahan pasien yang signifikan di Wisma Atlet, tetapi kami belum bisa memastikan apakah positif COVID-19,” kata Agit.



Kepala Bidang Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Rita Rosita mengatakan yang dilakukan pada WNI baru pulang dari luar negeri sesuai dengan Surat Edaran Menteri Kesehatan tentang protokol kesehatan penanganan kepulangan WNI dan kedatangan WNA dari luar negeri di pintu masuk negara dan wilayah PSBB. 



Namun untuk cerita yang viral mengenai kondisi di RS Darurat Wisma Atlet, dia mengaku belum mendapatkan informasi.



“Perihal tersebut kami belum terinfokan,” kata Rita saat dikonfirmasi. 



(Gus/cnbcindonesia)