Komandan Paspampres (Danpaspampres) yang juga menantu Jenderal (purn) Luhut Binsar Pandjaitan, Mayjen Maruli Simanjuntak bermain politik atas tulisan di akun Facebook-nya yang ikut menyoroti Said Didu walaupun dengan menyebut inisial.
“Danpaspamres Maruli itu sudah main politik atas tulisan di akun Facebook-nya. TNI telah tercoreng,” kata pengamat politik Muslim Arbi kepada suaranasional, Kamis (9/4/2020).
Menurut Muslim, Maruli itu TNI aktif dan tidak layak ikut mengomentari perseteruan Luhut dengan Said Didu. “Walaupun dalam klarifikasinya atas pernyataan pribadi, tetapi sebagai Danpaspampres tidak bisa dilepaskan,” jelasnya.
Kata Muslim, TNI itu hanya mengabdi kepada negara dan menghadapi ancaman luar. “Kalau sudah ikut mengomentari kasus Said Didu artinya bisa membawa institusi TNI dalam pertarungan politik. Itu tidak baik,” ungkapnya.
Ia menduga Panglima TNI tidak akan berani menegur Maruli karena menantu Luhut. “Panglima itu yuniornya Luhut, dan saat ini Luhut mempunyai kekuasaan berlebih,” jelas Muslim.
Kata Muslim, jika perwira tinggi TNI menulis status di media sosial menulis tentang perseturuan politik dan ada keberpihakan akan langsung ditegur. “Namun yang dihadapi ini menantu Luhut. Beda ceritanya,” papar Muslim.
Maruli mengaku status Facebook tersebut merupakan akun pribadinya.
Ia menilai statusnya tersebut merupakan pernyataan pribadi. Dia menegaskan status media sosialnya tak memiliki unsur politis sama sekali.
“Loh kita enggak berpolitik kok. Emang itu termasuk berpolitik? Kan saya cuma bikin pernyataan. Wajar dong. Orang bikin pernyataan, sesuatu, ya wajar dong,” kata Maruli, Senin 6 April 2020 dikutip dari Kumparan.