Biaya Tinggi, Bisnis Hotel Terancam Corona, Badai PHK di Depan Mata

Saat ini badai PHK mulai dirasakan akan melanda industri pariwisata Indonesia, tepatnya di sektor perhotelan. Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengungkapkan, salah satu hotel yang kabarnya sudah melakukan PHK adalah Aryaduta, milik Lippo Group.

“Iya betul. Saya nggak tahu detailnya, tapi saya sudah dengar terjadi PHK di sana,” ujar Maulana seperti kami kutip dari detikcom, Selasa (31/3/2020).

Di tengah gempuran virus corona (COVID-19) yang membuat industri perhotelan babak belur ini, ia memprediksi akan terjadi PHK lagi di bulan April mendatang. Pasalnya, saat ini perhotelan di Indonesia tak memperoleh pemasukan, namun harus menghadapi biaya operasional yang tinggi.

“Kan sudah disampaikan sejak dulu bahwa kekuatan pengusaha itu hanya sampai beberapa bulan. Mungkin nanti April akan terjadi lagi. Situasinya yang membuat sulit dan kita tak terbantu sama sekali, dan operasional cost hotel itu sangat tinggi,” terang Maulana.

Maulana membeberkan, di tengah pandemi corona ini, okupansi hotel di Indonesia tak sampai 9%. Belum lagi pengeluaran perusahaan untuk mengelola hotel ini cukup tinggi. Sehingga untuk menjaga keberlangsungan hotel, PHK terpaksa dilakukan.

“Kan kita sudah bilang, ada masalah karyawan, utilitasnya, usahanya, nah itu kita beberapa kali meminta bantuan pemerintah untuk diberikan bantuan. Jadi situasinya bisa kondusif untuk semua, bisa bertahan. Karena karyawan itu juga penyumbang paling tinggi,” tandas dia.

 


Baca juga:  Ketua MPR: Saya Pendengar Setia Ustad Abdul Somad