Merebut Juara Bully

Oleh: Adian Radiatus

Di tengah keprihatinan wabah Covid 19 yang membutuhkan solusi bersama, dunia medsos masih saja dibanjiri perang sinisme, sindir menyindir, bully membully, caci maki hina dina dan sejenisnya.

Dua sosok utama yang menjadi garis perang lomba kejengkelan versi masing-masing kelompok itu adalah presiden Jokowi dan gubernur Anies.

Lainnya ya sosok-sosok tokoh yang bersuara. Memang ada yang sungguh menjengkelkan seperti pejabat Kemenkes yang bilang orang miskin penyebab virus tersebar. Yang seperti ini saja ada pro kontra juga walau sejenak.

Baca juga:  Umat Islam Tertidur

Ada kepuasaan jiwa bagi para pembully atau peleceh dan penghina bila berhasil membuat panas lawan atas pernyataannya.

Padahal presiden apalagi gubernur tidak memiliki waktu untuk meladeni hal-hal buruk semacam itu. Sebagai pemimpin negara dan daerah fokusnya berusaha bertanggung jawab secara optimal.

Bagi beliau beliau bolehlah anda membully atau setaranya asal rakyat bisa lepas dari wabah Covid 19 ini.

Kalau presiden terkesan tidak ikut satu sisi pendapat, kalau gubernur terkesan jalan menurut perhitungannya sendiri, itu semua karena cara mendukung memerangi wabah ini kadang terasa masih kalah kuat dengan perang di medsos dan media politik lainnya.

Baca juga:  CDY Bertanya, Kemana Pemimpin Umat Buddha?

Kenapa untuk satu musuh bangsa sendiri bahkan bangsa-bangsa dunia lainnya ini, kita tidak bisa sedikit “gencatan senjata”.

Daripada hanya ingin merebut juara bully, lebih baik energi itu digunakan untuk duduk bersama merebut kemenangan yang paling hakiki, yaitu berhentinya wabah Coronavirus Covid 19 di bumi tercinta Indonesia Raya. Suatu kemenangan yang terhormat dan pasti akan dikenang rakyat…