Stop Diskriminasi dan Persekusi Pejuang Medis

Oleh: Tardjono Abu Muas, Pemerhati Masalah Sosial

Apresiasi langkah-langkah cepat yang ditempuh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam menghadapi penyebaran covid-19 terutama telah berupaya menyediakan fasilitas hotel bagi pejuang medis yang berjuang di garda terdepan melawan pandemi covid-19.

Langkah Anies ini semoga dapat membangkitkan kembali mental para pejuang medis yang di antaranya pernah mengalami diskriminasi dan atau persekusi tatkala mereka pulang ke tempat huniannya karena warga sekitar khawatir tenaga medis yang menangani wabah covid-19 akan menularkan virus.

Gerakan stop diskriminasi dan atau persekusi bagi tenaga medis perlu segera dilakukan oleh para pimpinan daerah yang lainnya agar kenyamanan dan keamanan pejuang medis dapat terjamin. Para pemimpin daerah tentu dapat mengupayakan fasilitas berupa rumah-rumah singgah, motel, hotel yang terdekat dengan rumah sakit tempat paramedis bertugas. Jika pun harus pula diperlukan kendaraan antar-jemput dari rumah singgah ke tempat tugas paramedis hendaknya dengan mobil berpenumpang 10-20 orang agar ketepatan alih tugas paramedis tak terkendala kemacetan lalu lintas.

Stop segera diskriminasi dan atau persekusi para pejuang medis yang bertugas di garda terdepan melawan wabah covid-19, sebelum mereka ramai-ramai bersepakat mogok untuk meninggalkan pasien yang semakin hari jumlahnya terus meningkat karena keamanan dan kenyamanan mereka tidak terjamin.

Sebagai gambaran saja di Jakarta, kini sebanyak 50 orang tenaga medis positif telah terpapar. Hal ini tentunya harus disediakan tempat yang memadai untuk perawatan dan pemulihan agar mereka bisa segera maju lagi di medan perang melawan wabah covid-19.

Selamat berjuang para pejuang medis di garda terdepan di medan perang melawan wabah pandemi covid-19, semoga kalian dan keluarga di rumah senantiasa dalam lindungan Allah SWT.