Penyandang Disabilitas Ubah Motor Rongsokan Jadi Mobil Kafe

Sungguh kreatif, penyandang disabilitas fisik binaan Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BRSPDF) Wirajaya, Makassar, berhasil menyulap motor rongsokan menjadi mobil kafe yang keren.

Penyandang disabilitas penghuni balai rehabilitasi milik Kementerian Sosial ini merancang dan merakit mobil yang bergaya mobil klasik Hotrod selama kurang lebih 7 bulan di workshop Otomotif, di balai rehabilitasi yang terletak di Jalan AP Pettarani, Makassar.

Dengan didampingi instruktur, para penyandang disabilitas membuat rangka sasis mobil yang mirip mobil golf. Ban yang digunakan mirip ban motor ATV. Mobil ini terdiri dua kursi penumpang dan bak belakang didesain sebagai tempat nongkrong sambil ngopi, layaknya sebuah coffeeshop. Dengan biaya kurang lebih Rp40 juta, motor rongsokan yang dibeli loakan berhasil menjadi mobil kafe yang keren.

Baca juga:  Kepala Desa Seluruh Kecamatan Mantup Galang Bantuan untuk Palu

Kepala BRSPDF Wirajaya, Syaiful Samad mengatakan ide membuat mobil kafe ini, awalnya muncul saat ingin membuat mobil akses yang akan digunakan para penyandang disabilitas penerima manfaat di kawasan kompleks balai seluas kurang lebih 5 hektar tersebut.

“Awalnya kami ingin membuat mobil ramah disabilitas yang hanya digunakan di dalam kompleks balai saja, tapi belakangan muncul ide untuk membuat mobil yang juga dapat berfungsi mensosialisasikan karya para penyandang disabilitas binaan kami,” ujar Saiful, Sabtu (15/2/2020).

Di workshop otomotif BRSPDF Wirajaya ini, para penyandang disabilitas fisik yang berasal dari berbagai daerah di bagian timur Indonesia ini, juga diajari ilmu perbengkelan, seperti teknik pengelasan, duco dan cat motor atau mobil, serta merakit motor custom.

“Pembuatan mobil kafe ini juga untuk memberikan inspirasi dan motivasi pada para penyandang disabilitas, agar nanti setelah kembali ke daerahnya bisa berkarya dan memiliki peluang yang sama seperti orang pada umumnya,” pungkas Saiful.

Selain bidang otomotif, masih banyak bidang keterampilan lain, yang diajarkan pada para penyandang disabilitas fisik selama dibina selama 6 bulan di balai ini, seperti keterampilan fotografi, percetakan, meubel, elektronika, dan tata busana.

[Detikcom]