Diangkatnya Yudian Wahyudi Jadi Ketua BPIP, Perkokoh Pancasila sebagai Alat Gebuk Terhadap Islam

Diangkatnya Rektor UIN Jogja Prof. Drs. Yudian Wahyudi, M.A., Ph.D. sebagai Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dinilai akan memperkokoh rekam jejak sejarah yang menunjukkan bahwa Pancasila dijadikan alat kaum sekuler dan ateis untuk menggebuk umat Islam yang berupaya menerapkan syariat Islam secara kaffah.

“Diangkatnya Profesor Yudian sebagai Ketua BPIP hanyalah akan memperkokoh rekam jejak sejarah yang menunjukkan Pancasila dijadikan alat kaum sekuler dan ateis untuk menggebuk umat Islam yang berupaya menerapkan syariat Islam secara kaffah,” ujar pengamat sosial politik Joko Prasetyo kepada suaranasional.com, Senin (10/2/2020).

Om Joy, begitu sapaan akrabnya, menyatakan sejak lahir dan perjalanannya hingga saat ini Pancasila memang kerap dijadikan alat oleh kaum sekuler dan ateis untuk menggebuk umat Islam yang berupaya menerapkan syariat Islam secara kaffah.

Baca juga:  Megawati Tak Hadiri Kongres Demokrat, Ada apa?

“Perdebatan dalam sidang BPUPKI, penghapusan 7 kata pada 18 Agustus 1945 dan Sidang Konstituante, merupakan salah satu contoh awal bahwa Pancasila memang digunakan untuk menggebuk upaya penerapan syariat Islam kaffah,” Om Joy mencontohkan.

Tentu saja, lanjut Om Joy, YW bukan mewakili ateis melainkan mewakili kaum sekuler. “Tepatnya, sekuler, radikal dan intoleran! Rekam jejaknya jelas kok,” tuding Om Joy.

Menurut Om Joy, YW disebut sekuler lantaran dia tetap mengaku beragama Islam tetapi menolak penerapan syariat Islam secara kaffah. Disebut radikal, karena pernah meloloskan disertasi yang melegalkan zina. Disebut intoleran, karena pernah melarang cadar di kampus UIN Jogja.

Dan sikap sekuler radikal intoleran yang paling parah yang ditunjukkannya, adalah ketika YW memberikan kesaksian tentang khilafah di PTUN terkait gugatan HTI atas dicabutnya BHP Hizbut Tahrir Indonesia pada 2018 lalu.

Baca juga:  Ini Dia Titah Prabowo untuk Sandiaga Uno

“Dia mengatakan, kurang lebih seperti ini: ‘menegakkan khilafah berarti memberontak kepada Allah SWT!’” ungkap Om Joy.

Om Joy meluruskan, menegakkan khilafah itu perintah Allah SWT. Bahkan hanya dengan khilafah, seluruh hukum-Nya dapat ditegakkan secara kaffah. Dan itulah tugas utama khalifah (kepala negara khilafah), menerapkan hukum-hukum Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia.

“Maka bagaimana mungkin dikatakan melakukan pemberontakan kepada Allah SWT? Kecuali diucapkan oleh orang sekuler, radikal dan intoleran yang salah satunya adalah Profesor Yudian. Dan kini dia diangkat jadi Ketua BPIP. Sudah kebayang kan ke depannya BPIP akan seperti apa?” pungkasnya.