Erick Thohir Copot Dua Direksi Asabri

Menteri BUMN, Erick Thohir memutuskan untuk merombak jajaran direksi PT Asabri (Persero). Perombakan tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK-36/MBU/01/2020.

Dalam surat keputusan tersebut Erick memberhentikan Herman Hidayat dan Rony Hanityo Apriyanto dari jabatannya sebagai direktur di Asabri.

Melalui surat keputusan tersebut, Erick juga memutuskan untuk mengubah nomenklatur jabatan anggota direksi perusahaan dari yang semula hanya tertulis direktur menjadi direktur SDM dan hukum, direktur keuangan dan direktur investasi.

Untuk mengisi jabatan tersebut, Menteri BUMN mengangkat Eko Setiawan sebagai Direktur SDM dan Hukum, Helmi Imam Satriyono sebagai Direktur Keuangan, dan Jeffry Haryadi P. Manullang sebagai Direktur Investasi.

Asabri saat ini sedang disorot. Sorotan berkaitan dengan kondisi keuangan di BUMN tersebut.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam) Mahfud MD menyatakan selama setahun belakangan kemarin, modal Asabri anjlok sampai dengan Rp17 triliun.

Mahfud bilang penurunan modal tersebut kini sedang diselidiki oleh pihak kepolisian. Ia mengaku mendapatkan ‘bisikan’ dari beberapa sumber bahwa ada indikasi korupsi di tubuh Asabri.

“Saya bilang modalnya Asabri itu dalam satu tahun turun Rp17,6 triliun atau Rp17,4 triliun. Tapi prajurit, tentara, TNI, dan polisi jangan khawatir, karena uang (di Asabri) tidak habis,” ungkap Mahfud, Jumat (17/1).

Sementara itu, menilik laporan keuangan perseroan 2016-2017, Asabri tercatat membukukan laba bersih Rp943,81 miliar dengan rasio solvabilitas (RBC) sebesar 62,35 persen atau jauh di bawah ketentuan yang diperkenankan sebesar 120 persen.

RBC ini menggambarkan kemampuan perseroan membayar klaim dan utang jangka panjang.

Kemudian, perseroan melakukan restatement merevisi laba 2016 menjadi Rp116,46 miliar. Revisi ini dilakukan akibat penyesuaian (konsolidasi) nilai reksa dana terproteksi, di mana perseroan mempunyai pengendalian secara langsung terhadap reksa dana tersebut.

Tak cuma laba, asetnya juga diubah menjadi Rp36,6 triliun dari Rp36,59 triliun. Sementara asetnya dari Rp34,99 triliun menjadi Rp36,34 triliun. Akibatnya, rasio solvabilitas perseroan juga tersisa 54,73 persen.

Pada 2019, kinerja perseroan tempat Asabri menempatkan dana investasinya melemah. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) nilai saham belasan perseroan yang digenggam Asabri merosot dari Rp10,2 triliun menjadi hanya Rp2,1 triliun.

(aud/agt/cnnindonesia)