Analisa Tantangan Iran Terhadap Trump untuk Berakhirnya Pembatasan Nuklir

Oleh : Nazar EL Mahfudzi
Pengamat Politik Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian nuklir Iran pada Mei 2018 dengan mengatakan perjanjian itu cacat, sebagian karena pembatasan utama terhadap Iran berakhir setelah 15 tahun, ketika Teheran akan bebas untuk menghasilkan sebanyak bahan bakar nuklir seperti yang diinginkan.

Tapi sekarang, bukannya menyerah pada tekanan Amerika, Iran menantang pembatasan itu lebih dari satu dekade lebih cepat dari jadwal.

Pengumuman Iran pada dasarnya membunyikan lonceng kematian perjanjian nuklir 2015. Dan itu sebagian besar menciptakan kembali kondisi yang membuat Israel dan Amerika Serikat mempertimbangkan untuk menghancurkan fasilitas Iran satu dekade lalu, sekali lagi membawa mereka lebih dekat ke potensi konflik terbuka dengan Teheran yang dihindari oleh perjanjian itu.

Baca juga:  Cak Imin Kritik Surabaya di Bawah Risma

Iran memang berhenti meninggalkan seluruh kesepakatan secara resmi dikenal sebagai rencana aksi komprehensif gabungan. Menteri luar negeri Iran terbuka kemungkinan bahwa negaranya akan kembali bersikap menentukan sendiri dimasa depan.

Sikap Iran menantang Amerika masuk dalam peningkatan dispute permusuhan sejak Amerika Serikat membunuh Mayor Jenderal Qassim Suleimani, pejabat paling kuat kedua di Iran dan kepala Pasukan Quds.

Upaya untuk menahan ambisi nuklir Iran melalui diplomasi telah berakhir. “Sudah selesai, tidak ada batasan pada produksi, maka tidak ada kesepakatan.”(David Albright.2020, Presiden Institute for Science and International Security) – Sebuah kelompok swasta di Washington yang melacak proliferasi nuklir.

Baca juga:  Kritik Keras KH Said Aqil Siradj, Gus Nur tak Takut Kualat

Hal ini juga menjadi perhatian John R. Bolton kritikus paling gencar dari kesepakatan Iran, pengumuman itu merupakan perkembangan yang disambut baik.

Mantan penasihat keamanan nasional yang digulingkan oleh Trump musim panas lalu memberikan tanggapan terhadap Iran yang merobek topeng dari gagasan yang pernah sepenuhnya dipenuhi dengan perjanjian nuklir, atau bahwa mereka membuat keputusan strategis untuk menolak senjata nuklir.