KH Luthfi Bashori Minta Aparat Tegas Terhadap Pelaku Pelecehan Islam

Aparat penegak hukum bertindak tegas terhadap pelaku pelecehan Islam agar tidak melebar kemana-mana.

“Diharapkan pihak yang berwajib bertindak tegas terhadap para pelaku pelecehan terhadap agama. Kalau tidak, bisa liar, melebar ke mana-mana,” kata KH Luthfi Bashori, Rabu (11/12/2019) dikutip dari duta.co.

Kiai Luthfi menyampaikan hal ini terkait adanya soal ujian semester I kelas IV SD mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, di Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.

Dalam soal itu, tepatnya di nomor 13 tertulis pertanyaan: Di bawah ini yang merupakan sikap Nabi Muhammad SAW yang tidak patut kita teladani adaah…. A. malas belajar B. mengerjakan tugas sekolah C. menjaga nama baik guru dan sekolah D. menjaga nama baik orang tua.

Baca juga:  Ahmad Dhani Sebut Jusuf Kalla Wali Allah, Ini Alasannya

Kiai Luthfi kemudian merinci dari satu pelecehan ke pelecehan lain. Ada yang merendahkan Rasulullah SAW, caranya membandingkan beliau dengan seorang pemimpin negara. Ada yang mengajarkan kesesatan pluralism, mengirim tumpeng kepada pendeta di gereja.

Ada yang menganjurkan umat Islam dengan bangga mengucapkan Selamat Natal. Ada yang menghina Rasulullah SAW lewat ceramah hiburan, yang menuduh mulai kecil Rasulullah SAW itu rembes, mencuri jambu, Rasulullah SAW itu pedofilia dan lain sebagainya.
Ada juga yang menuduh Khalifah Umar bin Khatthab berwajah seram dan menakutkan. Ada juga foto KH Hasyim Asy’ari dijadikan background acara artis wanita bernyanyi dengan meliukkan tubuh cukup erotis, membuka aurat dengan tidak berjilbab.

Baca juga:  Arsitek Ini Bungkam Kelompok yang Tolak Revitalisasi Monas

“Masih banyak lagi pelecehan-pelecehan terhadap simbul-simbul Islam yang terus bermunculan. Terbaru ada soal ujian bagi anak SD untuk memilih sikap Nabi Muhammad SAW yang tidak patut diteladani. Ini berbahaya sekali,” tegasnya.

Mengapa? “Karena hukum melecehkan Rasulullah SAW dan simbul-simbul Islam, itu dapat menyebabkan kemurtadan dan kekafiran. Ini menurut kitab-kitab klasik karya para ulama salaf Aswaja yang dipelajari di berbagai pesantren. Karenanya, kita tidak boleh diam,” jelas Kiai Luthfi, santri ulama kharismatik, As-Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki Al-Hasani ini