Aktivis Malari 74: Reuni 212 sebagai Kekuatan Rakyat dalam Menghadapi Kezaliman Penguasa

Reuni 212 merupakan kekuatan rakyat dalam menghadapi kezaliman penguasa. Reuni 212 adanya partisipasi rakyat secara langsung.

Demikian dikatakan aktivis Malari 74 Salim Hutadjulu dalam pernyataan kepada suaranasional, Senin (2/12/2019). “Reuni 212 bukan hanya milik umat Islam tetapi rakyat Indonesia,” ungkapnya.

Kata Salim, reuni 212 menjadi simbol bersatunya rakyat dalam menyuarakan keadilan di hadapan penguasa. “Lokasinya di Monas dekat istana penguasa,” jelas Salim.

Kata tahanan politik era Soeharto ini, 212 menjadi gerakan politik dan pemberdayaan rakyat. “Spirit 212 menggerakkan ekonomi dengan membentuk minimarket untuk melawan hegemoni minimarket yang selama ini menguasai pasar,” kata Salim.

Pria yang masih aktif berunjung rasa ini mengatakan, 212 menjadi satu-satunta harapan dari rakyat dalam memperjuangkan rakyat. “212 harus menjadi kekuatan moral untuk mengoreksi pemerintah,” jelasnya.