Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih kalangan milenial menjadi staf khusus (stafsus) hanya antraksi bukan prestasi.
Demikian dikatakan dosen sosiologi di Nanyang Technological University (NTU), Singapura Sulfikar Amir di akun Twitter-nya @sociotalker.
Kata Sulfikar, keberadaan stafsus dari kalangan milenial tak perlu diglorifikasi dan harus terus dikritisi. Karena bisa jadi kebijakan jokowi merugikan jutaan milenial yg lain: oligarki disuapin, hutan dirusak, bpjs dicabut, dsb,” pungkasnya.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkenalkan tujuh orang dari kalangan milenial sebagai staf khususnya di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Perkenalan tujuh staf khusus yang merupakan bagian dari 13 staf khusus Presiden tersebut nantinya akan bertugas untuk membantu kerja-kerja Kepala Negara.
Dalam sesi perkenalan tersebut, Jokowi berharap keberadaan para milenial di jajaran staf khusus Presiden tersebut dapat memberi masukan segar demi kemajuan bangsa dan negara.
Menurut Jokowi, ketujuh generasi milenial tersebut selain memiliki prestasi di bidangnya masing-masing, juga mempunyai latar belakang pendidikan lulusan universitas ternama, baik di dalam negeri maupun luar negeri.