Jadi Bos di BUMN, Fahri Hamzah: Ahok Harus Dibela?

Fahri Hamzah Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia mengatakan pemerintah seharusnya membela mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Fahri pun mendukung langkah Menteri BUMN sepanjang prosesnya tak menyalahi peraturan.

Baginya, Ahok perlu dibela pemerintah agar tak jadi bulan-bulanan publik. Status hukum Ahok kembali mencuat di tengah rencana Ahok memimpin salah satu BUMN.

“Ya apabila status hukumnya bersih, maka siapapun yang dipilih, termasuk saudara Ahok harus dibela oleh pemerintah supaya tak jadi bulan-bulanan. Itu yang saya katakan dari awal,” papar Fahri seperti dilansir CNNIndonesia.com, Selasa (19/11).

Selama ini Fahri dan Ahok kerap berbeda pendapat dan saling melontarkan kritik satu sama lain. Ahok sendiri diketahui pernah dipenjara akibat kasus penodaan agama. Ia sudah bebas dan kini menjadi kader PDIP.

Lebih lanjut, Fahri menekankan tak boleh ada diskriminasi terhadap hak warga negara yang sudah dilindungi dalam amanat konstitusi negara Indonesia.

Ia mengatakan pemerintah mesti menjamin agar hak tiap warga negara mampu mengakses masuk pemerintahan dan kesetaraan di hadapan hukum sama tanpa pandang bulu.

“Enggak boleh ada diskriminasi terhadap orang yang memang secara hukum mendapatkan kepastian sesuai pasal 27 UUD 1945, tiap warga negara bersamaan dalam hukum dan pemerintahan, itu yang perlu kita jamin. Bukan soal lain-lain,” kata dia.

Tak hanya itu, Fahri menganggap sosok Ahok diperlukan untuk ditempatkan di BUMN. Ia lantas menantang Ahok untuk berani menempati perusahaan BUMN yang selama ini dianggap paling korup.

“Itu sebenarnya tantangan saya kalau betul dia punya kapasitas,” lanjut Fahri.

Selain itu, Fahri mengkritisi cara Erick Thohir yang lebih mengedepankan memilih seseorang untuk didapuk sebagai bos BUMN ketimbang terlebih dulu membenahi sistemnya.

Ia menyarankan seharusnya Erick mampu terlebih dulu mengatur strategi dan ide besar agar perusahaan BUMN maju dengan kuat. Setelah itu, lanjut Fahri, Erick bisa menempatkan orang-orang yang kompeten di perusahaan-perusahaan BUMN tersebut.

“Strateginya apa baru orangnya dicari. Nah sekarang kan banyak yang mempersoalkan orang per orang, lalu orang bertanya,” pungkas Fahri.


Baca juga:  Ngebet Jadi Cawapres Jokowi, Cak Imin Ajak Taruhan