AMP: HUT Melanesia, Momentum Persatuan Anak Bangsa

Sekjen AMP Rajid Pattiran (tengah)

Jakarta – Hari Ulang Tahun (HUT) Melanesia Barat yang jatuh setiap tanggal 14 Desember harus dirayakan dengan momentum persatuan dan kesatuan anak bangsa. Itulah pesan yang disampaikan Aliansi Mahasiswa Papua (AMP) saat menggelar Festival Budaya di Jakarta, Sabtu (14 Desember 2019).

Sekjen AMP Rajid Pattiran mengatakan, momentum perayaan HUT Melanesia Barat bisa dijadikan sebagai ajang untuk menunjukkan persatuan dan kesatuan Indonesia di tengah gelombang disinformasi, hoaks dan ujaran kebencian yang menyerang masyarakat.

“Menjaga kemerdekaan bangsa agar tetap utuh adalah pesan proklamator kita Soekarno-Hatta. Untuk itu, pada momen Festival Budaya ini, kami ingatkan kepada semua elemen bangsa bahwa kita masih berdiri kuat sebagaimana cita-cita pendiri bangsa,” kata Rajid usai Festival Budaya di Gedung Djoeang, Jakarta, Sabtu (14/12).

Festival budaya diisi dengan rangkaian acara penampilan berbagai budaya dan kostum adat di Tanah Air. Dibuka dengan tarian dari daerah Maluku, acara juga diisi dengan diskusi antara peserta yang kebanyakan adalah mahasiswa dari berbagai daerah, mulai dari Aceh, Sumatera Barat hingga Maluku, Makassar dan Papua.

Baca juga:  Aktivis Malari 74: Belum Terbitkan Perppu KPK, Jokowi Lambat Respon Tuntutan Mahasiswa

Rajid yang di akhir acara mengucapkan deklarasi Festival Budaya 2019 bersama puluhan perwakilan mahasiswa menyatakan, setidaknya mereka punya lima pesan untuk pemuda Indonesia dari ujung Sabang sampai Merauke.

Pesan tersebut adalah:

1. Mengajak seluruh anak bangsa untuk merawat toleransi demi menjaga
kebersamaan kehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Menolak segala bentuk tindakan rasialisme terhadap sesama anak bangsa.

3. Menolak segala bentuk provokasi tidak bertanggung jawab yang
menggangu keamanan dan ketertiban kehidupan berbangsa dan
bernegara.

4. Meminta pemerintah pusat untuk menindak tegas para pihak yang
berupaya mengancam keutuhan NKRI.

5. Menyatakan bahwa NKRI adalah harga mati dan tidak tidak dapat diganggu gugat.

“Kami membacakan pesan ini sebagai simbol bahwa memang ada keresahan saat ini. Tetapi kami yakin ini adalah ujian yang harus kita hadapi bersama-sama. Ini saatnya kita memperkuat, bukan malah bercerai-berai atau berpisah-pisah,” ujarnya.

Pesan di Medsos

AMP juga akan memanfaatkan media sosial dalam menyampaikan narasi konstruktif terkait Festival Budaya dan HUT Melanesia Barat. Rahmat Syarif, Perwakilan dari Organisasi Kepemudaan dan Kedaerahan (OKK) Maluku Utara, mengatakan media sosial adalah saluran informasi utama masyarakat di era digital.

Baca juga:  PDIP Serang Balik SBY

“Kami memang mengimbau di media sosial itu disampaikan pesan-pesan positif dan membangun,” kata Rahmat.

Ia menegaskan, tujuan OKK mengikuti Festival Budaya adalah menunjukkan keberagaman Indonesia sekaligus pesan Bhinneka Tunggal Ika yang masih menjadi pegangan NKRI.

“Festival budaya ini kan memperlihatkan budaya yang ada di indonesia. Kita memang berbeda-beda. Ada Papua, Makassar, Betawi, Maluku, Sumatera, Kalimantan dan lain-lainya. Tetapi kita satu Indonesia. Nah, ini kita harus ramaikan di medsos,” ujarnya.

Sekjen AMP Rajid Pattiran sepakat dengan mengatakan akan berupaya mengajak mahasiswa untuk mengisi status di akun-akun media sosial dengan narasi konstruktif dan membangun.

“Kami memang mengimbau di Medsos agar menyampaikan informasi yang tidak merusak dan disampaikan nada-nada positif. Sifatnya membangun. Jangan lagi sifatnya menghasut, ujaran kebencian, konflik, tetapi pesan yang mudah dicerna masyarakat. Terutama buat mahasiswa dimana-manapun berada. Mahasiswa Aceh atau Papua sama saja. Kita Indonesia,” tegasnya.