Ekonom: Buzzer, Profesi Dibenci di Dunia & Akhirat

Profesi buzzer sangat buruk karena sering melakukan manipulasi, menyebarkan hoaks dan permusuhan di media sosial.

“Profesi yang mungkin dibenci di dunia dan akhirat,” kata ekonom Ikhsan Modjo di akun Twitter-nya @IkhsanModjo.

Ikhsan Modjo berkomentar seperti itu menanggapi berita kumparan berjudul “Riset Oxford: Politikus Indonesia Bayar Buzzer untuk Manipulasi Publik”.

Dikutip dari kumparan, dalam laporan riset Oxford dibeberkan bahwa buzzer di 70 negara, termasuk di Indonesia, digunakan antara lain untuk menyebarkan propaganda pro pemerintah/partai, menyerang lawan politik, menjauhkan atau mengalihkan pembicaraan atau kritik dari masalah penting, menekan oposisi atau seseorang secara personal, atau menyebarkan informasi untuk memecah-belah publik.

Baca juga:  Tak Punya Duit, Proyek LRT Jokowi Terancam Mangkrak

Adapun akun-akun media sosial yang digunakan oleh para buzzer ini terdiri dari akun manusia, bot, cyborg, serta akun hasil pencurian atau peretasan. Selain memanfaatkan media sosial seperti Twitter, Facebook, dan Instagram, pada buzzer juga memanfaatkan aplikasi pesan seperti WhatsApp untuk menyebarkan propaganda demi memanipulasi sikap publik.