Mobil Esemka Sulit Dijual

Mobil Esemka yang diproduksi PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) diprediksi mendongkrak pasokan kendaraan jenis pikap. Industri pengangkutan diharapkan mendapatkan manfaat dari industri tersebut.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman mengatakan, kehadiran pikap produksi dalam negeri memang sudah lama dinantikan. Ia berharap ke depan Esemka dapat mengembangkan sisi komersial.

“Itu jelas hal positif karena akan menambah kompetisi, khususnya industri sektor itu (pikap),” kata Kyatmaja, Ahad (8/9) dikutip dari Harian Nasional

Kyatmaja menyarankan, Esemka harus membangun merek agar tak kalah bersaing dengan pesaing. Dalam penjualan kendaraan harus mempertimbangkan ketersediaan dan harga suku cadang, kemudahan jangkauan, dan lokasi layanan.

“Layanan itu penting, khususnya kendaraan-kendaraan niaga. Kendaraan niaga itu harus tahan banting dan awet,” ujarnya.

Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie Sugiarto menilai, kehadiran Esemka dalam industri automotif Indonesia sangat baik, khususnya industri kendaraan roda empat atau lebih. Namun, terpenting, kata Jongkie, kehadiran Esemka akan mendorong masyarakat mempunyai lebih banyak pilihan kendaraan.

Baca juga:  Dukung Anies Penanganan Corona, PSI Tahu Kapal Jokowi Mau Tenggelam

Pada tahun pertama, PT SMK akan memproduksi 3.500 unit mobil jenis pikap atau Esemka Bima dengan kapasitas produksi 12 ribu unit per tahun. Rencanannya, Esemka Bima akan dibanderol kurang dari Rp 200 juta per unit.

Jongkie mengatakan, Gaikindo tidak begitu khawatir dengan harga Esemka di pasar. Harga justru menjadi kewenangan masing-masing merek, bukan urusan Gaikindo.

Hingga kini, tercatat 41 anggota Gaikindo yang tergabung dari perusahaan manufaktur, produsen automotif, distributor, hingga pendukung industrinya.

Kendati sudah resmi meluncur, hingga kini Esemka belum mendaftar sebagai anggota Gaikindo. Jongkie akan membuka kesempatan jika Esemka ingin menjadi anggota. “Kita akan senang sekali, malah jadi bagus,” ujar Jongkie.

Menurut Gaikindo, penjualan mobil hingga Juli 2019 mencapai 570.331 unit, turun 12 persen (yoy) Penjualan kendaraan masih didominasi Toyota, Mitsubishi, Daihatsu, dan Honda.

Baca juga:  Didasarkan Kasih Sayang, Politikus PDIP Ini Tidak Haramkan Pernikahan Sejenis

“Hingga Juli dibanding tahun lalu penjualan turun 12 persen. Namun, kami harapkan hingga akhir tahun penjualan bisa satu juta unit,” kata Jongkie.

Pengamat ekonomi Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi menilai, kehadiran mobil Esemka tak akan sukses di pasaran. Ia berpandangan, mobil Esemka hanya sebagai bentuk realisasi janji politik. “Saya kira akan menumpang lewat sebagai janji politik,” kata Fithra.

Menurut dia, Esemka ketinggalan zaman jika diklaim produksi asli dalam negeri. Ia mencontohkan Thailand yang tak memiliki mobil nasional, tetapi menjadi pusat industri mobil dunia. “Ke depan akan jauh lebih baik kita masuk rantai produksi global ketimbang memproduksi mobil sendiri,” ujarnya.