Garda Pembela Demokrasi Pancasila Jawab Tantangan Relawan Jokowi

Lieus Sungkharisma (IST)

Tantangan relawan Jokowi yang menggelar sayembara berhadiah Rp. 100 Milyar jika dapat membuktikan kecurangan dalam Pilpres 2019 sehingga merugikan pasangan Capres/Cawapres 02, dijawab kontan oleh Gabungan Relawan Pembela Demokrasi Pancasila (Garda Depan).

“Kita terima tantangan itu. Kita siap membuktikannya,” ujar Komandan Garda Depan, Lieus Sungkharisma. Ditambahkan Lieus, ini bukan soal hadiah Rp. 100 Milyar yang mereka janjikan, tapi ini demi kebenaran dan masa depan bangsa. Demi Pemilu yang jujur dan adil,” ujarnya.

Seperti diketahui, sejumlah relawan pendukung Capres dan Cawapres Joko Widodo-Ma’ruf Amin yang tergabung dalam Aliansi Relawan Pemenangan Jokowi-Amin, Minggu (28/4/2019), dengan mengambil tempat di Hotel Bumi Wiyata, Depok meminta isu dugaan kecurangan Pemilu 2019 dihentikan dan menggelar sayembara dengan hadiah Rp.100 Milyar bagi siapa saja yang bisa membuktikan adanya kecurangan tersebut.

Tantangan itulah yang dijawab langsung oleh Komandan Garda Depan, Lieus Sungkharisma. “Kita terima tantangan mereka. Kita siap buka-bukaan. Terserah mereka mau mengambil tempat pembuktiannya dimana. Di markas mereka juga boleh. Tapi harus disaksikan notaris dan ahli hukum,” kata Lieus.

Selain itu, tambah Lieus, ia meminta relawan Jokowi yang menjanjikan hadiah uang Rp. 100 Milyar tersebut, menunjukkan uang tersebut kepada publik dan menyerahkannya kepada notaris.

Menurut Lieus, laporan masyarakat, Tim IT BPN Prabowo-Sandi dan bahkan data dari para relawan yang selama ini menyebut adanya kecurangan bukan hoax apalagi fitnah.

“Kita punya data-data valid terkait dugaan kecurangan tersebut. Karena itu kita siap menerima tantangan mereka. Kita siap membeberkan data-data kecurangan yang kita miliki di depan mereka,” katanya.

Ditambahkan Lieus, niat untuk menjawab tantangan tersebut bukan semata-mata karena hadiah Rp. 100 Milyar yang dijanjikan relawan Jokowi, yang terkesan arogan dan meremehkan laporan masyarakat dan temuan para relawan Paslon 02, tapi lebih sebagai bentuk tanggungjawab moral bahwa kecurangan dalam Pilpres 2019 benar terjadi.

“Mari kita adu data saja. Kami terima tantangan ini hanya untuk membuktikan bahwa kecurangan itu fakta dan benar terjadi. Bahkan akibat kecurangan itu kerugian suara Paslon Capres 02 bisa-bisa lebih dari 5% sebagaimana yang mereka tuntut. Kalaupun kemudian ada hadiahnya, lumayanlah, bisa dibagi-bagi untuk rakyat miskin yang membutuhkan bantuan,” kata Lieus.

Namun begitu, Lieus menilai sayembara berhadiah Rp. 100 Milyar itu hanyalah trik untuk mengintimidasi dan menakut-nakuti rakyat. “Mereka lupa, rakyat sekarang sudah semakin cerdas. Jadi, jangan dikira rakyat bodoh dan bisa diintimidasi lalu menjadi takut. Tidak,” ujarnya.

Karena itulah, kata Lieus, kita jawab tantangan mereka dengan lebih dulu meminta mereka menunjukkan uang tersebut kepada publik dan diserahkan pada ketiga,” katanya.

Jadi, tambahnya, “kalau nanti tim IT dan relawan paslon 02 bisa membuktikan kecurangan yang merugikan pasangan Capres 02 itu benar terjadi, uang Rp. 100 Milyar itu benar-benar diserahkan kepada pihak yang bisa membuktikan kecurangan itu,” ujarnya.

Lieus berharap, relawan pendukung Jokowi-Makruf tidak bohong dengan sayembara berhadiah Rp. 100 MIlyar yang dijanjikannya tersebut.

“Maka, supaya tidak ada alasan macam-macam, kita minta pembuktikan adanya kecurangan itu dilakukan di depan notaris dan para ahli hukum. Biar mereka tidak bisa berkelit atas hadiah yang dijanjikan tersebut,” tegas Lieus.