KPU Perlu Diperiksa Netralitasnya

Bawaslu RI didemo oleh ribuan massa, Rabu (24/4) pagi dari berbagai elemen masyarakat. Mereka datang dari Jabodetabek dengan tuntutan agar Bawaslu lebih tegas bersikap terhadap kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Wakil Sekjen Bina Bangun Bangsa Suta Widhya SH yang mendampingi Ian dari ormas Satuan Garuda Muda Bogor dengan membawa barang bukti bukti segel asli yang diambil saat penggerebekan yang dilakukan oleh Ian dan kawan-kawan.

“Bukti yang dibawa oleh Ian dan kawan-kawan dari Bogor merupakan salah satu bukti kecurangan yang jumlahnya ribuan kasus yang terjadi di seluruh Indonesia dan luar negeri. Kami ragukan netralitas KPU,” jelas Suta kepada awak media yang meliput aksi demo di Bawaslu.

Baca juga:  Bolehkan Wacana 3 Periode Jabatan Presiden, Kajian Politik Merah Putih: Jokowi Kirim Pesan Amandemen UUD 45

Demo yang berlangsung mulai pukul 10 pagi tidak surut meski hujan turun di tengah orasi yang diisi oleh emak-emak militan.

Menurut Suta kali ini adalah pemilu paling brutal sejak 1955. Ia menunjuk ekspresi para demonstran yang membawa keranda mayat yang berarti matinya demokrasi.

“Sebenarnya sudah cukup untuk memproses hukum atas seluruh komisioner KPU ke ranah hukum. Karena KPU diduga tidak netral, dan banyak kecurangan yang terjadi di mana-mana namun Bawaslu terlihat kurang tegas,” ujarnya.

Ia mengkhawatirkan timbul konflik horizontal di tengah masyarakat antara pendukung paslon 02 dengan pendukung paslon 01. Satu-satunya jalan, Bawaslu harus bersikap tegas.

Baca juga:  PDIP Sebut Nurdin Abdullah Mengaku Tak Korupsi Usai OTT KPK

“Sebab ini bukan hanya kesalahan biasa, tapi ada kejahatan terstruktur dan masif yang terlihat indikasi memenangkan paslon 01,” pungkas Suta.