Aksi Tuntut Copot Jabatan Kapolres Kota Kendari AKBP Jemy Junaidi Ricuh, Massa Rusak Fasilitas

Aksi Tuntut Copot Jabatan Kapolres Kota Kendari AKBP Jemy Junaidi Ricuh, Massa Rusak Fasilitas

Aksi ricuh mahasiswa dari Universitas Halu Oleo (Uho) di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, berlangsung hingga malam hari. Mahasiswa merusak sejumlah fasilitas, memblokir jalan, dan mengancam para pengendara yang hendak melintasi jalan yang diblokir.

Pantauan kami dari situs detik, pada pertigaan wilayah kampus baru di Jalan Jenderal AH Nasution, Kendari, Senin (11/3/2019), sekitar pukul 22.00 Wita, massa mahasiswa memblokir jalan. Massa yang memegang kayu mengancam para pengendara yang hendak melintas.

Perusakan dan pembakaran berlangsung di lokasi. Lampu merah yang berada di pertigaan kawasan kampus baru dihancurkan oleh mahasiswa.

Mahasiswa melakukan aksi bakar ban di lokasi aksi. Setiap kendaraan yang hendak melintas diminta putar balik.

Aksi mahasiswa ini merupakan buntut dari aksi di Mapolda Sulawesi Tenggara (Sultra) yang berlangsung sejak kemarin siang. Massa menuntut Kapolda Sultra Brigjen Iriyanto mencopot Kapolres Kota Kendari AKBP Jemy Junaidi dari jabatannya.

Baca juga:  Pasien Sembuh dari Covid-19 Terus Bertambah

Tuntutan tersebut muncul karena, saat menggelar aksi di kantor Gubernur Sultra pada Rabu (6/3), mahasiswa mengaku mendapat perlakuan kekerasan dari polisi dan petugas Satpol PP. Karena itu, selain meminta Kapolres Kendari AKBP Jemy Junaidi dicopot, massa menuntut Kapolda Brigjen Iriyanto menindak oknum polisi yang telah berlaku keras terhadap rekannya.

Dalam aksi yang berlangsung hari ini di Mapolda Sultra, Iriyanto pun sudah menemui massa mahasiswa dan berjanji akan menindak tegas oknum anak buahnya yang telah berlaku kasar kepada mahasiswa.

“Kita terbuka dan transparan, siapa yang bersalah pasti kita beri sanksi. Namun, untuk pencopotan, semua ada prosedurnya, tidak bisa dicopot begitu saja,” kata Iriyanto.

Jawaban Iriyanto itu tidak diterima begitu saja oleh massa mahasiswa. Mereka pun langsung menuju kantor Gubernur Sultra, yang lokasinya tidak jauh dari Mapolda Sultra. Di sana aksi anarkistis mahasiswa mulai dilakukan.

Massa langsung melempar batu ke arah barisan polisi. Kericuhan makin parah terjadi saat polisi membalas lemparan mahasiswa dengan berbagai tembakan peringatan.

Baca juga:  Kiai NU dan Dosen di Universitas Saudi Arabia Ini Akui Tidak AntiKomunis

Saling kejar antara massa dan polisi pun terjadi. Sejumlah mahasiswa terus melakukan perlawanan dengan melempar batu, hingga akhirnya dua polisi, yakni Kompol Agung Basuki dan Bripka Musriandi, menjadi korban.

“Anggota Polri terluka akibat lemparan batu pengunjuk rasa,” ujar Kabid Humas Polda Sultra AKBP Harry Golden Hart.

Amukan mahasiswa terus berlanjut, bahkan hingga ke perusakan kendaraan yang diparkir di sekitar lokasi kejadian. Kendaraan milik media pun tak luput dari amukan massa.

Tak hanya itu, kendaraan dinas milik Pemprov Sultra yang melintas di lokasi kejadian langsung dicegat oleh mahasiswa dan langsung dirusak. Fasilitas umum juga menjadi sasaran amukan massa, salah satunya halte bus yang berada di depan kantor BPS Sultra.

Aksi mahasiswa itu terus berbuntut hingga malam ini, dari lokasi kantor Gubernur Sultra berpindah ke kawasan pertigaan kampus baru, Andonohu, Kendari. [Detik]