FBR ke Jokowi, Ada Sandi di Balik Kecewaan FBR

Forum Betawi Rempug (FBR) yang sebelumnya pada Pilpres 2014 mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Pilpres 2014. Kini berpindah haluan mendukung Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin.

Perjalanan FBR pada kontestasi 5 tahunan ini rupanya menyeret nama cawapres Sandiaga Uno. FBR menilai, dukungannya beralih ke Jokowi-Ma’ruf Amin lantaran Sandiaga tidak memperhatikan kebudayaan Betawi semasa menjabat sebagai Wagub DKI.

Ketua Umum FBR Lutfi Hakim buka-bukaan terkait dukungannya ke pasangan nomor urut 01. Dia menyebut apa yang mereka harapkan soal kebudayaan Betawi itu ada pada pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.

“Saat 2014, kita ke Prabowo-Hatta ya dan kedua ke Bang Sandi all-out, bahkan sampai secara resmi kami menurunkan 4.280 orang saksi waktu Pilkada DKI. Cuma kemudian, begitu kita cermati tidak ada, kuranglah kepeduliannya terhadap Betawi. Kita pun harus mencari dong siapa rekam jejaknya yang memang layak untuk kita dukung, asalkan kepentingan masyarakat Betawi bisa diakomodir. Itu kemudian kenapa kami beralih dukungan,” kata Lutfi kepada wartawan, Sabtu (9/3/2019).

Lutfi menilai, Jokowi sejak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta sudah menunjukkan kepedulian terhadap masyarakat Betawi. Lain halnya dengan Prabowo Subianto, yang dirasa belum bisa membuktikan kepeduliannya ke kebudayaan Betawi. Apalagi menurutnya, eks Danjen Kopassus itu belum pernah menjabat sebagai gubernur ataupun presiden.

Lutfi juga mengungkit pemerintahan era Anies Baswedan selepas dua bulan menjabat jadi Gubernur DKI Jakarta. Dia mengatakan, Anies belum mengimplementasikan secara utuh Perda Nomor 4 tahun 2015 tentang Pelestarian dan Kebudayaan Betawi.

“Tapi Anies-Sandi 2 bulan dia menjabat gubernur, kami masyarakat Betawi memberi dia gelar ‘Abang Betawi’, namun sampai saat ini implementasi dari Perda Nomor 4 tahun 2015 tentang Pelestarian dan Kebudayaan Betawi itu terkesan setengah hati dia lakukan. Memang waktu kemarin dia mengangkat beberapa wali kota dari Betawi, tapi kita tidak bicara personlah. Kita bicara sistem yang bisa mengakomodir semua kepentingan masyarakat Betawi,” jelas Lutfi.

Perda tersebut, lanjut Lutfi perlu disempurnakan dengan pergub agar kebudayaan Betawi memiliki payung hukum. Namun, hingga saat ini pergub tersebut belum ada.

“Perda itu masih perlu disempurnakan dengan beberapa pergub. Tapi itu tidak terealisasi hingga saat ini. Padahal Jokowi tidak pernah kita kasih gelar ‘Abang’. Anies-Sandi-lah yang kita kasih gelar ‘Abang Betawi’ tapi kepeduliannya kepada masyarakat Betawi itu masih setengah hati. Padahal ketika masyarakat Betawi memberi dia gelar ‘Abang’, itu merupakan komitmen dari masyarakat Betawi untuk terus mengawal dan mendukung program-program Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies-Sandi saat itu,” sambungnya panjang-lebar.

Lutfi pun menegaskan, secara spesifik, FBR mengaku kecewa terhadap Sandiaga sejak menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta. “Bisa jadi begitulah,” ucap Lutfi.

Sandiaga sudah buka suara soal dukungan FBR ke Jokowi. Dia tak mempersalahkan zigzag politik yang dilakukan FBR, karena menurutnya itu hak dalam berdemokrasi.

“Tentunya semua elemen masyarakat memiliki hak masing-masing dan tentunya kita hargai, kita hormati proses tersebut,” ujar Sandiaga kepada wartawan di RM Cibiuk, Jalan Otista, Garut, Jabar, Sabtu (09/03) malam.

Namun, dia berharap silaturahminya dengan FBR tidak terputus. Sebab, FBR banyak membantu saat berjuang berebut kursi DKI-2.

“Kita hargai keputusan Kiai Lutfi (Lutfi Hakim), sahabat saya, guru saya, kiai kami. Dulu waktu di DKI, kami banyak sekali dibantu oleh FBR, saya ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan silaturahim kita tetap terjaga,” katanya.

Mantan Wagub DKI itu pun menuturkan, meski FBR secara politik resmi mendukung Jokowi, tapi dia mengaku masih ada anggota FBR yang hingga kini masih mendampinginya blusukan ke daerah.

“Ada beberapa temen-temen FBR justru yang lagi mendampingi saya di sini. Mewakili teman-teman FBR Jakarta Utara,” ujarnya Sandi.